Sabtu, 27 April 24

Prabowo Kerahkan Massa, Jokowi Pilih Mundur, KPU Siaga

Prabowo Kerahkan Massa, Jokowi Pilih Mundur, KPU Siaga

Jakarta – Mendekati pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait siapa yang menjadi pemenang dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 pada 22 Juli mendatang, kubu Prabowo Subianto – Hatta Rajasa dikabarkan akan mengerahkan 5.000 massa menuju KPU untuk mengantisipasi kerusuhan.

Menurut anggota Dewan Penasihat Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Yunus Yosfiah, mobilisasi massa ke KPU bukan untuk membuat kekacauan. Melainkan, untuk membantu aparat kepolisian menjaga keamanan yang ada, agar sidang pleno KPU bisa berjalan dengan baik.

“Kami menempatkan personel di KPU saat pengumuman nanti agar tercipta suasana aman dan KPU tidak merasa terintimidasi,” kata Yunus di Jakarta, Kamis (17/7/2014).

Menanggapi hal itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik menilai, apapun pengerahan massa bisa memicu kerusuhan jika tidak diantisipasi. Untuk itu, KPU tetap mempercayakan pengamananya kepada pihak kepolisian karena dikhawatirkan massa yang datang KPU sama-sama tidak netral.

“KPU itu kan sudah punya standar sendiri, keamanan internal dan di luar serta kepolisian. Kepolisian pun punya standar keamanan,” katanya saat di Jakarta, Jumat (18/7/2014).

Namun demikian, Husni mengatakan, apapun dukungan terhadap masyarakat untuk bisa menciptakan Pemilu Presiden ini berjalan dengan aman dan lancar, adalah harapan yang besar bagi KPU. Termasuk segela keputusan yang akan disampaikan KPU, masyarakat juga diminta untuk menerima.

“Kami berharap proses rekapitulasi bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan dan hasilnya juga bisa diterima semua pihak,” ungkap Husni.

Sementara itu, calon presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memastikan untuk tidak mengerahkan masa pada 22 Juli 2014. ‎Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, dan menciptakan kenyamanan kepada KPU untuk melakukan rekapitulasi suara dengan baik tanpa tekanan.

“Tidak ada. Saya jamin,” ujar Jokowi di kantor tim pemenangan di Jalan Subang, Menteng, Jakarta Kamis (17/7/2014)‎.

Jokowi mengatakan, pihaknya sudah menghimbau kepada semua relawan, dan seluruh partai pendukung untuk tidak mendekati area Gedung KPU. Selain itu pada tanggal tersebut relawan juga diminta untuk tidak mengunakan baju kotak-kotak. Jokowi ingin semua melebur menjadi rakyat Indonesia biasa.

‎Hal ini sesuai dengan keinginan Komisioner KPU Ferry Rizki Kurniansyah yang meminta dua pasang capres-cawapres hadir ke KPU pada 22 Juli 2014 tanpa diikuti pendukungnya. Dia minta publik memercayakan penetapan suara kepada KPU. Karena ia menganggap pengerahan masa dapat menimbulkan kerusuhan.

Dukung Keputusan KPU
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mustofa Bisri atau yang akrab dipanggil Gus Mus meyakinkan, semua pihak untuk mendukung KPU agar dapat bekerja dengan sebaik-baiknya dan menghasilkan keputusan yang benar-benar mencerminkan suara rakyat pemilih sebagaimana mestinya.

Pernyataan tertulis ini disampaikan pemimpin tertinggi NU tersebut di Rembang, Kamis (17/7/2014) menjelang pengumuman hasil pilpres oleh KPU pada 22 Juli nanti. “Para calon presiden-wakil presiden dan para pendukungnya diharapkan dapat menunjukkan sikap kenegarawanan dan menerima dengan ikhlas apa pun yang menjadi Keputusan KPU,” tegas Gus Mus.

Bersama komponen bangsa yang lain Gus Mus mengajak kita berusaha mengembalikan suasana persatuan dan persaudaraan kebangsaan sebagaimana semula. Gus Mus mengajak semua elemen bangsa memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT bahwa tahap pemungutan suara untuk pemilihan presiden/wakil presiden telah berlangsung lancar dan damai dengan antusias yang tinggi dari masyarakat pemilih termasuk warga NU.

Menurut Gus Mus, kesuksesan pilpres menunjukkan kepedulian dan sekaligus harapan rakyat akan masa depan bangsa dan negara yang lebih baik. Dan kita sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada rakyat yang telah berpartisipasi dalam ‘Pesta Demokrasi’ dengan memilih calon presiden-wakil presiden sesuai nuraninya.

“Ikhtiar dan upaya untuk melaksanakan kewajiban sebagai warga negara untuk menentukan pemimpin bangsa, nasbul imaamah, telah kita lakukan dengan baik sesuai aturan yang disepakati. Kini tinggal menunggu kelanjutan proses penghitungan suara dan pengumuman dari pihak yang berwenang, Komisi Pemilihan Umum, sambil berdoa semoga semuanya berjalan lancar tanpa ada gangguan suatu apa, sesuai harapan kita bersama,” demikian Gus Mus.

Karena itu, kepada pers nasional Gus Mus berharap dapat berperan menyukseskan pelaksanaan pilpres yang bersih dan aman. Dengan kejujuran dan kode etiknya, pers diharapkan dapat ikut mempelopori upaya-upaya mengembalikan kondisi kerukunan dan persatuan, bagi kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik,” kata Gus Mus.

Gus Mus juga menginstruksikan kepada pengurus dan warga NU di semua jajaran, khususnya para kiai NU di mana pun berada, untuk membantu mengkondisikan suasana yang aman dan damai di masyarakat bagi menjaga ukhuwwah wathaniah dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang mengampuni dan merahmati serta memberi kekuatan lahir batin kepada kita Bangsa Indonesia,” pungkas Pengasuh Pesantren Roudlotut Tholibin itu. (Abn)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.