PKS Desak Pemerintah Tindak Tegas Penyebar Info Nakes Jadikan Covid-19 Lahan Bisnis  

PKS Desak Pemerintah Tindak Tegas Penyebar Info Nakes Jadikan Covid-19 Lahan Bisnis  
Jakarta, Obsessionnews.com – Kasihan nasib dokter dan tenaga kesehatan (nakes)! Mereka sudah bekerja keras dalam menangani kasus Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Namun, jerih payahnya dibalas dengan suara-suara sumbang dari sejumlah warganet di media sosial (medsos).   Baca juga:Positif Corona, Dokter Reims Bunuh DiriHasil 14 Ribu Rapid Test, di Kebumen Tidak Ada Penambahan Kasus CoronaLindungi Kesehatan Karyawan, Gadjian Hadirkan Asuransi Covid-19    Beberapa hari ini di medsos menyebar tudingan kepada dokter dan nakes terkait pelayanan kesehatan dan penetapan status pasien dalam pengawasan (PDP) maupun positif Covid-19. Aneka komentar muncul, mulai dari yang menyalahkan, membenarkan dan ada pula yang menuduh ini sebagai permainan dokter agar bisa mendapatkan keuntungan. Tudingan miring terhadap dokter dan nakes tenaga ini mendapatkan perhatian dari anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Heryawan. "Saya prihatin dengan tersebarnya tuduhan bahwa dokter mendapatkan keuntungan besar saat penanganan Covid-19," kata Netty dalam keterangan tertulis, Selasa (9/6/2020). Anggota Fraksi PKS DPR ini mendesak pemerintah harus bertindak tegas mencari pihak yang menyebarkan info tersebut. Halaman selanjutnya “Saya khawatir dokter dan nakes yang selama ini sudah berjuang sekuat tenaga akan kecewa dan menyerahkan penanganan pasien Covid-19 kepada pemerintah. Jika ini yang terjadi, maka pengendalian Covid-19 yang saat ini sudah diwacanakan memasuki tahap new normal, akan menemui jalan buntu," tutur Netty. Kekhawatirannya beralasan mengingat beberapa hari yang lalu sudah muncul penyataan sikap dari 16 Organisasi Profesi Kesehatan yang satu suara menganggap tudingan lahan bisnis sebagai ujaran kebencian, fitnah, hoaks dan tindakan sewenang-wenang terhadap tenaga kesehatan. Dalam surat pernyataan tersebut disebutkan untuk menghindari benturan-benturan selanjutnya, maka tenaga kesehatan akan menyerahkan tugas dan tanggung jawab penanganan Covid-19 kepada pemerintah. Menurut Netty, tidak berlebihan tuntutan mereka agar kasus ini diusut tuntas dan para pelakunya diberikan sanksi hukum sesuai peraturan yang berlaku. “Wajar sekali mereka mengatakan akan mundur dan menyerahkan tanggung jawab, jika pemerintah tidak segera bertindak. Bayangkan, tenaga kesehatan sudah bekerja keras dan mempertaruhkan nyawa untuk melayani pasien, lalu dituduh menjadikan pandemi sebagai lahan bisnis, siapa yang bisa menerima?" tandas Netty. Apalagi selama ini, tambahnya, mereka juga menyaksikan bahwa sebagian masyarakat ternyata tidak membantu tugas mereka, karena tetap berkerumun dan mengabaikan protokol kesehatan. Halaman selanjutnya Terkait adanya polemik mengenai pasien yang meninggal serta dikuburkan melalui prosedur Covid-19 tapi ternyata negatif, Netty melihat ini sebagai kelemahan diagnostik Covid-19 oleh pemerintah. "Selama ini warganet salah paham dan menuding rumah sakit sengaja membuat konspirasi agar pasien ditetapkan sebagai positif corona untuk mendapatkan anggaran Covid-19. Padahal ini terjadi karena lambatnya proses diagnostik," kata Netty. Oleh karena itu Netty meminta agar hal ini segera menjadi fokus perhatian pemerintah dengan meningkatkan kemampuan laboratorium dalam melakukan proses diagnostik cepat dan akurat. Jangan sampai PDP meninggal, sementara hasil tesnya belum keluar. “Nah, untuk kehati-hatian dia dikubur melalui prosedur Covid-19," ujar Netty. Ia meminta pemerintah tegas membela dan berpihak pada nakes. "Kita tahu mereka telah berjuang melawan Covid-19, bahkan pada saat dukungan alat dan bahan dari pemerintah sangat tidak memadai. Kita masih ingat bagaimana para nakes harus menghadapi pasien dengan menggunakan jas hujan dan helm, masker non medis, atau mencari bantuan kesana kemari guna menyelamatkan pasien. Bahkan tidak sedikit nakes yang akhirnya gugur karena terpapar Covid-19. Jangan lukai hati mereka dengan membiarkan fitnah dan ujaran kebencian menyerang nakes," tegasnya. (arh)