Banyak yang sudah saya ketahui tentang Natsir sebelum membaca buku ini. Tapi ternyata lebih banyak yang belum saya ketahui tentang Natsir setelah membaca buku ini. Jadi tidak rugi saya. Lagi pula apanya yang rugi? Bahkan saya beruntung dapat menikmatinya.
Di bagian pengantar dan bab bab awal saja saya mencatat ada beberapa hal yang patut dibincangkan di antaranya:
Pertama, agak mengejutkan di buku ini penulis ‘berani’ mencantumkan foto umi Nurnahar yang tidak berjilbab. Ada pula foto Natsir yang sedang memegang rokok. Natsir memang pernah jadi perokok, namun karena sakit menurut keterangan sahabatnya, KH Isa Anshari, Natsir berhenti sama sekali dari rokok. Biasanya kalangan ‘Islamis’ sangat berhati hati terhadap data yang sekiranya akan menurunkan citra baik tokohnya, pun pada Natsir. Apalagi buku ini ditulis dan diterbitkan oleh internal lembaga yang didirikan oleh Natsir yang saya tahu betul sebagai para pembela jilbab yang amat gigih dan aktivisnya hampir semua tidak merokok. Saya yakin pencantuman kedua foto itu ada penjelasannya dari penulis.
Halaman selanjutnya