Jumat, 26 April 24

Menteri Agama: ISIS Ancaman Bagi Indonesia

Menteri Agama: ISIS Ancaman Bagi Indonesia

Padang, Obsessionnews – Indonesia sebagai bangsa yang regilius sangat paham terhadap keberagaman serta menjunjung tinggi toleransi, kedamaian yang hidup bersama di tengah-tengah keramaian dan kemajemukan, terusik setelah paham Islamic State of Irak and Syiria (ISIS) Negara Islam Irak dan Suriah muncul.

Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin menegaskan, ISIS menjadi ancaman bagi bangsa, karena paham yang dianut ISIS bertolak belakang dengan prinsip yang sudah dipahami umat beragama di Indonesia.

“Karenanya paham ISIS yang bertolak belakang dengan paham yang sudah ratusan tahun berkembang di Indonesia ini harus betul-betul diseriusi. Cara pemerintah menyeriusi persoalan itu harus melalui berbagai cara,” kata Lukman kepada wartawan usai menghadiri acara wisuda IAIN Imam Bonjol Padang, Sumatera Barat, Selasa (31/3), pukul 10.30 WIB.

Salah satu cara menyikapi persoalan itu melalui pendidikan. Kementerian Agama dituntut untuk memberikan dan menjelaskan esensi agama kepada umat, bahwa kehadiran agama untuk memanusiakan manusia, bukan menghilangkan nyawa manusia.

Di samping itu Kementerian Agama sudah membentuk satuan tugas (satgas) dan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Satgas dibentuk untuk mencermati, meneliti dan menelaah seluruh buku-buku agama dan umum yang digunakan, sebagai suatu kebijakan untuk menangkal paham radikal masuk ke dalam buku ajar.

“Saya sudah berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kami sudah satu pandangan dan kita ingin tarik dan sudah kita lakukan penarikan buku-buku yang ditemukan indikiasi kuat pelecehan kepada sahabat atau menyuruh siswa boleh untuk boleh membunuh orang yang berbeda paham dengan kita,” sebut Lukman.

Lebih lanjut dia menjelaskan pesantren di Indonesia merupakan jantung pendidikan umat Islam di Indonesia. Pesantren tidak mungkin mengajarkan paham radikal dan ekstrim.

Ia mengatakan, sejak lama pihaknya menjalin kerja sama dan koordinasi dengan tokoh-tokoh agama dan Islam, tokoh ormas keagamaan serta pendidikan, secara bersama-sama terus membangun kesadaran masyarakat untuk menolak paham-paham yang bertentangan dengan jati diri Indonesia.

Berdasarkan kerja sama dan koordinasi yang dilakukan, kalaupun ada paham radikal dan ekstrim, ajaran seperti itu tidak diajarkan di pesantren.
“Pesantren sebagai sebuah pendidikan Islam yang punya peran luas sejak lama, jangan dikotori dan dirusak oleh oknum-oknum tertentu yang dapat merusak citra pesantren,” ujar Lukman. (Musthafa Ritonga)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.