Sabtu, 27 April 24

Menjawab Upaya Pendistorsian Khilafah oleh AIMAN Kompas TV

Menjawab Upaya Pendistorsian Khilafah oleh AIMAN Kompas TV

Oleh: Salam el-Fath

Setelah menonton tayangan AIMAN Kompas TV di You Tube, maka saya memperoleh kesimpulan bahwa, acara itu bukan ingin mempersilahkan HTI untuk menjelaskan Khilafah Islam yang sebenarnya, akan tetapi ingin membuat pemahaman Khilafah di tengah-tengah masyarakat menjadi rancu dan tidak jelas, dan yang paling kejinya lagi adalah ketika ia berupaya mengaitkan HTI dengan ISIS, maka itu yang menjadi salah satu poin utama dari diselenggaranya acara tersebut. Selain itu, acara yang hanya berlangsung 1 jam tersebut berupaya melakukan pelemahan atas perjuangan yang dilakukan oleh umat Islam dalam memperjuangkan Khilafah Islam agar tidak tegak di negeri ini.

Namun sayang, AIMAN dan Kompasnya telah keliru jika ia mengira bahwa masyarakat akan menganggap HTI punya hubungan dengan ISIS. Menurut saya, mereka telah melakukan kekeliruan yang sangat fatal, sebab HTI bukanlah organisasi yang eksklusif atau organisasi yang menyembunyikan diri, tetapi HTI adalah sebuah gerakan yang hidup di tengah-tengah masyarakat, dan masyarakat telah faham apa itu HTI, dan jelas mereka tidak akan menyamakan HTI dengan ISIS setelah intraksi yang masyarakat lakukan bersama HTI. Kalau pun ada yang terpengaruh dengan framing yang dibangun oleh AIMAN, maka itu tidak akan bertahan lama, ia akan hilang begitu saja tanpa bekas setelah orang-orang yang berhasil dikibuli oleh AIMAN itu berdiskusi secara langsung dengan aktivis HTI.

Saya juga ingin mengatakan kepada AIMAN dan orang-orang yang berkeinginan seperti mereka, bahwa selama orang-orang yang menolak HTI tidak punya SOLUSI untuk masalah negeri ini, maka jangan salahkan HTI jika rakyat terus berbondong-bondong mendukung dan bergabung bersama HTI.

Kalau pun orang-orang yang menolak Khilafah yang diusung HTI itu punya SOLUSI, maka ia juga harus mampu mengalahkan SOLUSI Khilafah yang ditawarkan oleh HTI. Tapi kalau menolak ide Islam yang dibawa HTI hanya dengan mengatakan bahwa Khilafah itu Utopis, bertentangan dengan Pancasila, UUD45, atau semacamnya, maka rakyat tidak butuh slogan itu, yang dimaui rakyat saat ini adalah SOLUSI atas bangsa ini.

HTI hanya berbuat menawarkan SOLUSI dengan cara Cerdas. Maka kalau mau tolak HTI, harus dengan cara cerdas juga, bukan dengan mendoktrin rakyat dengan slogan bahwa Khilafah itu Utopis atau bertentangan dengan Pancasila.

Semasif apapun doktrin itu, ia hanya akan menjadi barang mentah tanpa guna jika doktrin itu dihadapkan pada aktivis Hizbut Tahrir. Karena HTI tidak pernah mengajari aktivisnya dengan doktrin, tapi dengan cara membuka cakrawala berfikir, dan salah satu cakrawala itu adalah berfikir solutif atas problematika yang menimpa negeri ini.

Sebagai contoh, sering ada orang yang berdiskusi dengan aktivis HTI sambil menyebut-nyebut doktrin-doktrin itu. Ah HTI anti pancasila, Khilafah itu utopis, dan macam-macam. Tapi sayangnya, orang yang termakan doktrin itu karena tidak biasa berfikir, akhirnya dia bingung ketika dihadapkan dengan pertanyaan,

Bagaimana caranya agar negeri ini tidak dikuasai para kapitalis..?
Bagaimana caranya agar Korupsi bisa diselesaikan di negeri ini..?
Bagaimana cara agar negeri yang kaya sumber daya alam ini dapat mensejahterahkan rakyat..?
Bagaimana caranya agar perilaku aborsi yang bahkan telah mencapai 2.5 juta ini bisa dihentikan..?
Bagaimana caranya agar Narkoba, miras, perzinahan, pembunuhan, pemerkosaan, tawuran, sex bebas dan lain-lain itu diselesaikan..?

Ketika hal-hal tersebut dilontarkan padanya. Mereka bungkam tanpa kata. Mungkin rasanya sangat memalukan. Tapi begitulah jika doktrin-doktrin itu diterima begitu saja tanpa berfikir, bahwa mengatakan Khilafah utopis, anti-pancasila, bertentangan dengan NKRI, dan sebagainya, adalah doktrin-doktrin politik penguasa untuk mempertahankan kekuasaan mereka yang bekerjasama dengan para pemilik modal untuk melanggengkan penjajahan, penindasan, pendzoliman dan pembodohan pada masyarakat atas nama Pancasila, UUD45, NKRI, dan atas nama Rakyat.

Sekali lagi, jangan mengira doktrin itu akan bertahan lama, sebab manusia pada dasarnya adalah makhluk yang berfikir, dan kalau sudah berfikir, maka jangan salahkan mereka jika nanti mereka akan membuang doktrin-doktrin itu dan berbondong-bondong mendukung dan bergabung bersama HIZBUT TAHRIR INDONESIA untuk memperjuangkan SYARIAH DAN KHILAFAH.

Sebagaimana para sahabat dahulu di masa Nabi Muhammad SAW, mereka didoktrin bahwa Nabi itu penyihir, Nabi itu anti-Berhala, Nabi itu anti-Agama nenek moyang mereka. Tapi apa yang terjadi, setelah mereka berdiskusi dengan Nabi, mereka justru menjadi pemuda-pemuda yang berdiri di garda terdepan untuk melumat setiap Berhala yang ada di Mekkanh, dan mereka membuktikan bahwa DAULAH ISLAM itu bukan utopis atau hayalan, tapi ia telah mewujud nyata dan mensejahterakan. (*)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.