Kamis, 2 Mei 24

Menag Yaqut Ajak Para Santri Banyak Berbicara tentang Agama di Ruang Publik

Menag Yaqut Ajak Para Santri Banyak Berbicara tentang Agama di Ruang Publik
* Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan orasi ilmiah pada Wisuda Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Anwar, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (18/3/2023). (Foto: Humas Kementerian Agama)

Obsessionnews.com –  Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengajak para santri untuk speak up, lebih banyak berbicara tentang agama di ruang publik. Dia menyebut para santri adalah orang-orang yang kompeten untuk berdakwah.

 

Baca juga:

Perkuat Tali Persaudaraan Santri, Kemenag Jateng Gelar Pospeda 2022

Ukur Capaian Kompetensi Santri, Kemenag Gelar Imtihan Wathani

 

 

“Pendidikan pesantren menekankan ketawaduan, sehingga bawaannya “menyembunyikan” kepintaran di bidangnya. Jika santri masuk perguruan tinggi, ilmu santrinya tersebut harus dikeluarkan, diramu sedemikian rupa, dan lalu disampaikan kepada masyarakat,” kata Menag Yaqut saat menyampaikan orasi ilmiah pada Wisuda Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Anwar, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (18/3/2023).

Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, dalam kesempatan itu Menag menjelaskan, bahwa ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang rumit, tidak semua orang mampu memahaminya. Sementara masyarakat, sebagian tidak mampu memahami tingginya logika ilmu, apalagi menikmatinya.

“Di sinilah peran strategis anda yang merupakan santri yang terpelajar,” ujar Menag

Dia berharap para santri mampu meramu ilmu kesantriannya dalam bahasa yang mudah dipahami masyarakat. Sehingga mampu menjembatani kesenjangan pengetahuan.

“Sampaikan dan tuliskan. Sehingga kita akan menikmati, banyaknya orang yang berbicara agama di ruang-ruang publik adalah santri yang mumpuni dan memadai, bukan para penceramah karbitan,” ungkapnya.

Menag juga meminta para penyelenggara Perguruan Tinggi Keagamaan Islam mampu membangkitkan alam bawah sadar santri akan kemampuannya yang sangat dibutuhkan masyarakat.

“Khususnya para penyelenggara STAI Al-Anwar. Pastikan mulai dari kurikulum hingga pendekatan pembelajaran mampu membangunkan alam bawah sadar para santri. Santri itu memiliki kekuatan yang hebat, hanya saja mereka tidak sadar,” jelasnya.

Perguruan tinggi, lanjutnya, brperan strategis bagi para santri dalam menghadapi tantangan dunia yang lebih luas. Perguruan tinggi harus mampu mengeksplorasi serta mengembangkan potensi keilmuan santri.

Santri yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi selain memiliki daya banting yang lebih kuat, juga mampu bersikap adaptif. “Bahkan, santri mungkin lebih terampil menghadapi perubahan zaman,” tandasnya. (red/arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.