Jumat, 26 April 24

Masjid dan Toko Milik Muslim di Sri Lanka Diserang Massa

Masjid dan Toko Milik Muslim di Sri Lanka Diserang Massa
* Aparat berjaga di Sri Lanka. (BBC)

Polisi di kota berpenduduk mayoritas Kristen di Sri Lanka memberlakukan larangan keluar rumah pada malam hari setelah toko milik Muslim diserang oleh massa yang marah. Selain toko, yang juga menjadi sasaran kemarahan massa adalah masjid.

 

Baca juga:

The Islah Center Sebut Teror Sri Lanka Balasan Dari Teror New Zealand

Indonesia-Sri Lanka Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi

Bernilai 2,1 Juta USD, Peruri Ekspor 1 Juta Buku Paspor Sri Lanka

 

“Polisi menerapkan jam malam di Chilaw yang berakhir pada (Senin, 13 Mei) pukul 06.00 pagi. Jam malam ini dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan,” kata Ruwan Gunasekara, juru bicara polisi kepada kantor berita Reuters, Minggu (12/5/2019).

Beberapa laporan lain menyebutkan jam malam berlaku Hingga Senin pagi pukul 04.00. Diperkirakan jam malam diberlakukan untuk mencegah kekerasan tidak merembet ke daerah-daerah lain.

Kekerasan pecah di Chilaw, kota di Sri Lanka barat laut, menyusul unggahan di Facebook yang ditulis oleh seorang warga Muslim setempat, yang dianggap sebagai ancaman. Laki-laki yang menulis unggahan tersebut telah ditahan.

Polisi mengatakan warga “salah paham terhadap tulisan di Facebook tersebut”. Seorang warga Muslim setempat kepada Reuters mengatakan karena tulisan di Facebook, massa melempari masjid dan toko dengan batu. “Situasinya sudah membaik, tapi kami masih khawatir,” katanya.

Kantor berita AFP memberitakan tentara mengeluarkan tembakan peringatan untuk menghalau massa.

Sejumlah pihak mengatakan insiden ini menunjukkan ketegangan di Sri Lanka belum sepenuhnya mereda setelah serangan bom bunuh diri di tiga gereja dan empat hotel internasional tiga pekan silam.

Pihak berwenang mengatakan serangan dilakukan oleh kelompok militan setempat yang berafiliasi dengan kelompok yang katanya menamakan diri Negara Islam (ISIS), meski tanpa ada bukti kebenarannya apakah benar ISIS?

Menyusul serangan bom bunuh diri, pemerintah menerapkan keadaan darurat di mana tentara dan polisi diberi kewenangan secara penuh untuk menahan dan menangkap tersangka dalam jangka waktu yang lama.

Sejak insiden ini, organisasi Muslim mengatakan mereka menerima puluhan laporan tentang perlakukan buruk yang diterima warga Muslim.

Jumlah populasi di Sri Lanka sekitar 21 juta jiwa, sekitar 10% di antaranya Muslim sedangkan pemeluk Kristen sekitar 7,6%. Mayoritas penduduk Sri Lanka memeluk Buddha. (BBC/RED)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.