Magnet Bisa Atasi Polusi Sampah Plastik

[Sampah plastik dalam jumlah besar berakhir di sungai dan lautan setiap tahun, merusak lingkungan dan juga berdampak pada kesehatan manusia. Tapi bagaimana jika sampah plastik bisa dikumpulkan dengan menggunakan magnet? Ketika kecil, Fionn Ferreira menghabiskan berjam-jam menjelajahi pesisir pantai dekat kampung halamannya di Ballydehob di barat daya Irlandia. Tetapi semakin banyak waktu yang dia habiskan di teluk-teluk kecil yang terlindung dan tersebar di dekatnya itu, dia semakin terkejut dengan banyaknya sampah plastik yang dia temukan berserakan di pantai dan di laut. "Itu tidak terlihat bagus bagi saya - potongan plastik berwarna-warni di sepanjang pantai," katanya. Di seluruh dunia, manusia menghasilkan sekitar 300 juta ton sampah plastik setiap tahunnya, dan setidaknya 10 juta ton berakhir di lautan - atau setara dengan muatan truk sampah setiap menit. Tapi wujud plastik yang hampir tak terlihat yang membuat Ferreira benar-benar khawatir - yakni mikroplastik. Bertahan selama ribuan tahun Mikroplastik adalah potongan plastik yang berukuran lebih kecil dari lima milimeter dan berasal dari barang-barang yang kita gunakan, maupun benda-benda plastik yang lebih besar yang terurai di alam. Mikroplastik ada di mana-mana - mereka telah ditemukan di dasar laut terdalam di dunia dan bahkan tersangkut pada bongkahan es di Laut Arktik. "Saya sangat cemas ketika mengetahui tentang mikroplastik," kata Ferreira, yang kini berusia 20 tahun dan menempuh studi tentang kimia di Universitas Groningen di Belanda. "Plastik ini akan berada di lingkungan kita selama ribuan tahun. Kita akan menghadapinya lama setelah kita berhenti menggunakan plastik." Saat ia belajar lebih banyak tentang dampak lingkungan dari mikroplastik di lingkungan, Ferreira mulai mencari cara untuk memeranginya. Suatu saat ketika berada di pantai dekat rumahnya, dia secara tidak sengaja mendapatkan ide cara baru menghilangkan plastik kecil yang ada di mana-mana ini dari lautan. Mikroplastik ditemukan di pakaian, kosmetik, dan produk pembersih yang umum digunakan. Satu beban cucian dapat melepaskan rata-rata 700.000 serat mikroplastik. Dengan ukurannya kurang dari satu milimeter, serat-serat ini masuk ke sungai dan lautan, di mana mereka dimakan oleh ikan dan bahkan karang. Karena ukurannya yang kecil, mikroplastik mampu melewati sistem filtrasi, sehingga sangat sulit untuk menghindarinya. Satu studi tahun pada 2018 mengungkap kontaminasi plastik juga dapat ditemukan pada air kemasan, dengan 93% dari 259 sampel air kemasan yang diteliti para ilmuwan mengandung mikroplastik. Menurut penelitian terbaru, kita terus-menerus menghirup dan menelan mikroplastik dalam kehidupan kita sehari-hari. Satu studi pada tahun 2019 oleh para peneliti di University of Newcastle menemukan bahwa secara global, manusia menelan rata-rata 5 gram plastik setiap pekan - atau setara dengan sebuah kartu kredit. Namun, dampak konsumsi mikroplastik ini terhadap kesehatan kita masih kurang dipahami. Bahan kimia yang digunakan dalam plastik, bagaimanapun, telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan termasuk kanker, penyakit jantung dan perkembangan janin yang buruk. Pelbagai studi telah menemukan bahwa paparan mikroplastik pada manusia dapat menyebabkan stres oksidatif, peradangan, dan masalah pernapasan. "Urgensi masalah plastik belum disadari masyarakat," kata Ferreira. "Polusi plastik adalah masalah kesehatan masyarakat. Anda tidak hanya meminum plastik, tetapi juga bahan kimia yang ditambahkan ke dalamnya. Plastik mampu menarik logam berat dan membawanya ke sistem dalam tubuh." Kekhawatiran lain adalah bahwa plastik dapat membantu mengangkut patogen yang mengikat diri pada bahan tersebut. Sebuah studi pada tahun 2016 menemukan patogen Vibrio cholerae, yang menyebabkan kolera pada manusia, menempel pada mikroplastik yang diambil sampelnya dari Laut Utara dan Laut Baltik. "Ini bukan hanya masalah kesehatan lingkungan kita, tetapi benar-benar masalah yang menyangkut kita semua dan kesehatan kita," kata Ferreira. Dan jumlah plastik di lingkungan diproyeksikan menjadi jauh lebih parah. Produksi plastik diperkirakan akan meningkat sebesar 60% pada tahun 2030 dan tiga kali lipat pada tahun 2050. Pada saat itu, mungkin ada lebih banyak plastik daripada ikan di lautan, menurut Ellen MacArthur Foundation, sebuah organisasi nirlaba Inggris yang mempromosikan ekonomi sirkular di mana bahan-bahan digunakan kembali daripada dibuang. (Red) Sumber: BBC News