Sabtu, 27 April 24

Lawang Sewu yang Penuh Mistis

Lawang Sewu yang Penuh Mistis

Semarang, Obsessionnews -– Unik, antik dan mistik, mungkin itulah gambaran yang tempat untuk mendeskripsikan Lawang Sewu. Sebuah bangunan bersejarah peninggalan Belanda di masa penjajahan dahulu kala. Dulunya Lawang Sewu digunakan sebagai salah satu kantor perusahaan kereta api milik Belanda, namun seiring perkembangan zaman Lawang Sewu kini hanyalah tinggal seonggok gedung tua yang menyimpan berbagai sejarah penting bagi bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Semarang, Jawa Tengah, dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Lawang Sewu terletak di Bundaran Tugu Muda, tepatnya di ujung Jalan Pemuda atau yang sering juga disebut Wihelminaplein. Gedung ini memiliki keunikan baik dari segi arsitekstur maupun sejarahnya.

Lorong bawah tanah
Lorong bawah tanah

Lawang Sewu berarti berpintu seribu. Masyarakat setempat menjuluki gedung berpintu seribu karena bangunan itu memiliki banyak daun pintu. Padahal kenyataanya jumlah pintu yang ada hanyalah sekitar 400-an buah. Menurut pemandu wisata petugas Lawang Sewu, jumlah asli total pintunya terhitung 429 buah dengan daun pintu lebih dari 1.200 buah.

Dekorasi kaca patri yang indah terdapat di ballroom serta jumlah pintu yang sangat banyak hingga timbul adagium seibu pintu bagi lawang sewu
Dekorasi kaca patri yang indah terdapat di ballroom serta jumlah pintu yang sangat banyak hingga timbul adagium seibu pintu bagi lawang sewu

Dekorasi kaca patri yang indah terdapat di ballroom serta jumlah pintu yang sangat banyak hingga timbul adagium seibu pintu bagi lawang sewu (1)

Gedung yang semula milik Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS) atau Jawatan Kereta Api Trem Belanda ini di desain oleh aritek independen dari negeri Belanda, Prof. Ir. Jacob Frederik Klinkhamer dan B.J. Quendag. Dalam pembuatannya, segala desain dan cetak biru dilakukan di Amsterdam yang kemudian diaplikasikan oleh Pemerintah Belanda di Semarang.

Klinkhamer dan B.J. Quendag menggunakan struktur lancip, runcing serta simetris di Lawang Sewu untuk mendapatkan kesan megah dan berwibawa. Mereka menggunakan material yang didatangkan langsung dari Eropa.

Interior di dalam Lawang Sewu juga menawan. Banyak terdapat ukiran yang dekoratif namun tetap bergaya Barat. Di depan Lawang Sewu terdapat sebuah kereta api yang berbahan bakar batu bara. Kereta ini dijadikan pajangan yang layak untuk dijadikan salah satu objek foto para pengunjung.

Lawang Sewu merupakan gedung yang meliki gaya art deco yang disesuaikan dengan cuaca di Indonesia. Di sinilah keunikan dari Lawang Sewu yang mungkin saat ini jarang ditemukan pada bangunan modern.

Walaupun iklim di Kota Semarang panas, hawa yang terasa di dalam gedung sangatlah sejuk bahkan cenderung dingin. Padahal kompleks bangunan ini termasuk jarang diisi dengan tanaman.

Hal ini disebabkan karena adanya lorong air yang sangat banyak di bawah bangunan. Dengan lorong air tersebut membuat lantai dan suasana di dalam bangunan menjadi sejuk. Tentu saja itu didukung dengan banyaknya ventilasi di setiap ruangan dan ballroom yang dihiasi dengan ornamen kaca patri bergambar dua orang putri ,sehingga memudahkan cahaya untuk masuk.

Bangunan utama Lawang Sewu berupa tiga lantai bangunan yang memiliki dua sayap membentang ke bagian kanan dan kiri bagian layaknya huruf U. Jika pengunjung memasuki bangunan utama, mereka akan menemukan tangga besar ke lantai dua. Dengan segala keeksotisan dan keindahannya Lawang Sewu ini merupakan salah satu tempat yang indah untuk Pre Wedding.

Di balik megahnya Lawang Sewu, kompleks bangunan ini mengandung banyak sejarah yang sarat dalam benak masyarakat Kota Semarang. Lawang Sewu menjadi saksi bisu adanya pertempuran 5 Hari Semarang. Pada saat itu banyak para pejuang kemerdekaan mati dalam usahanya untuk merebut Lawang Sewu dari tentara Jepang yang mana pada saat itu mempunyai fungsi sebagai kantor NIS.

Bahkan jauh sebelum adanya pertempuran 5 hari Semarang, Lawang Sewu sudah menjadi seperti simbol dari para penjajah. Di bawah bangunan terdapat banyak penjara yang hanya memuat satu orang. Para pemberontak diasingkan ke dalam penjara yang hampir tidak tembus cahaya ini. Barangkali hal tersebut yang membuat kesan mistis dari Lawang Sewu tak pernah padam hingga sekarang.

Banyak cerita mistis yang beredar di sekitar Lawang Sewu, karena memang pada zaman penjajahan Belanda banyak sekali pembantaian yang dilakukan di wilayah bangunan. Konon, sering terdengar jeritan dari noni Belanda dan para tawanan yang berasal dari lorong bawah tanah Lawang Sewu. Pengunjung dapat menikmati sensasi mistis dengan mengikuti tur bawah tanah yang disediakan oleh pemandu wisata. Cukup merogoh kocek sebesar Rp 45.000, maka para pengunjung akan diantar melalui lorong bawah tanah yang kabarnya mempunyai tembusan hingga ke daerah SMA N 1 Semarang yang terletak sekitar 2 km dari Lawang Sewu.

Adanya sensasi keindahan arsitektur dan kesan mistis namun sarat sejarah membuat Lawang Sewu cocok untuk dijadikan tujuan wisata. Di samping menikmati kemegahan Lawang Sewu, para pengunjung akan mendapatkan banyak ilmu pengetahuan sejarah tentang Kota Semarang itu sendiri. (Yusuf Isyrin Hanggara)

Related posts