Jumat, 26 April 24

Kemenperin Dorong Tumbuhnya Wirausaha Industri Baru di Lingkungan Perguruan Tinggi

Kemenperin Dorong Tumbuhnya Wirausaha Industri Baru di Lingkungan Perguruan Tinggi
* Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto: Humas Kemenperin)

Jakarta, obsessionnews.com – Tak henti-hentinya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong tumbuhnya wirausaha industri baru untuk memacu roda perekonomian nasional. Terkait hal ini ekosistem wirausaha industri terus diperluas, termasuk di lingkungan pendidikan.

 

Baca juga:

Kemenperin dan Kemenag Teken MoU Pengembangan Wirausaha di Pesantren

Kemenperin Semakin Aktif Tumbuhkan Wirausaha Baru di Ponpes

Tumbuhkan Wirausaha IKM, Kemenperin Galakkan Program Santripreneur

 

 

Salah satu wujud nyata yang telah direalisasikan misalnya pemberian bantuan dari Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berupa program pengembangan wirausaha industri yang disebut Penguatan Industri melalui Optimalisasi Teknologi (Pinoti) kepada Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan.

 

Pemberian bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Agus kepada Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu di sela-sela acara kuliah umum oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Fakultas Hukum Unhas, Sabtu (12/3/2022).

Kuliah umum yang mengusung tema “Akselerasi Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Melalui Dukungan Teknologi Digital”ini turut dihadiri dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali serta civitas akademika Unhas dari jajaran dosen dan mahasiswa.

Agus menjelaskan, Pinoti merupakan program yang diinisiasi oleh Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri, Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin.

 

“Program Pinoti memberikan memberikan fasilitasi penguatan industri khususnya para wirausaha baru sektor industri melalui penyediaan co-working space, optimalisasi pemanfaatan teknologi, capacity building seperti pelatihan teknis dan manajemen, test pasar, pameran, sertifikasi dan pendaftaran kekayaan intelektual,” terangnya di Jakarta, dikutip dari siaran pers, Senin (14/3).

Selain itu, program Pinoti mendorong pengembangan jejaring yang luas, meliputi pasar, pelaku bisnis, asosiasi industri, perbankan, lembaga penyedia teknologi, perguruan tinggi dan investor. Tujuannya untuk menumbuhkan industri berbasis teknologi yang mandiri dan berdaya saing global.

“Bantuan ini diharapkan melahirkan wirausaha industri yang memiliki talenta digital untuk siap berkontribusi dan bersaing di era transformasi digital atau industri 4.0. Apalagi Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar,” papar Agus.

Menurutnya, perkembangan ekonomi digital di Indonesia tidak terlepas dari terus tumbuhnya jumlah pengguna internet di Indonesia. Pengguna internet di Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan Asia Tenggara, dan diprediksi mencapai 124 juta pengguna pada tahun 2025.

 

“Potensi nilai ekonomi internet ini berasal dari e-commerceride-hailingonline travel dan media online yang diproyeksi akan mencapai USD134 miliar pada tahun 2025,” ungkap Agus.

Sementara itu McKinsey telah menghitung potensi penggunaan teknologi digital di Indonesia hingga tahun 2025 sebesar USD120 miliar, di mana sektor manufaktur menyumbang USD34,4 miliar, terbesar di antara sektor lainnya, seperti ritel, transportasi, pertambangan, agro, telekomunikasi dan media. kesehatan, sektor publik. dan utilitas, dan keuangan

“Seiring hadirnya era transformasi digital, pemerintah juga terus mengakselerasi ekonomi digital Indonesia. Salah satunya dengan pengembangan keterampilan digital pada generasi milenial. Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif mencapai lebih dari 191 juta orang dan sebagian besarnya merupakan generasi milenial,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

 

Hingga 2030, Indonesia diperkirakan membutuhkan talenta digital sebanyak 9 juta orang. Selama masa pandemi ini ada beberapa sektor yang mengalami peningkatan dalam hal digitalisasi, yaitu di bidang pendidikan (edutech) dan kesehatan (healthtech).

“Generasi muda yang berkualitas tinggi akan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia di era Industri 4.0. Pengembangan keterampilan digital diperkirakan akan berkontribusi senilai Rp4.434 triliun kepada PDB Indonesia di 2030 atau setara dengan 16% dari PDB,” tutur Airlangga. (red/arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.