Jumat, 26 April 24

Kebangkitan Soeharto di Tangan Tommy

Kebangkitan Soeharto di Tangan Tommy
* Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto.

Jakarta, Obsessionnews.com – Dengan ditetapkannya Partai Berkarya sebagai salah satu partai peserta Pemilu 2019, menandakan bahwa trah Soeharto yang dimotori Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto belum berakhir. Justru sebagian kalangan menilai, ini titik awal dari kebangkitan Soeharto muda untuk meneruskan perjuangan sang ayah.

Tidak peran ada yang menyangka, Tommy bisa kembali tampil ke publik melalui kekuatan politik barunya. Ia memang dikenal sebagai politisi yang disebut-sebut akan menggantikan perjuangan ayahnya melalui Partai Golkar.

Tommy memilih pergerakan secara shoft, perlahan dia terus membangun kekuatan politik dengan mendirikan Partai Berkarya yang merupakan fusi dari Partai Nasional Republik dan Partai Beringin Karya yang juga digagas oleh Tommy. Awalnya publik juga banyak yang meragukan partai ini akan lolos menjadi peserta Pemilu 2019. Karena dalam sejarahnya partai yang digagas Tommy selalu gagal menghadapi aturan di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Konsep kepemimpinan kebangsaan yang ditawarkan Tommy yang banyak berkaca pada sistem pemerintahan di Orde Baru juga tidak semua mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Sebagai kalangan ada yang menilai, konsep yang ditawarkan Tommy disebut sebagai dagangan politik yang sudah tidak laku lagi di era sekarang. Namun, Tommy tidak begeming, ia tetap yakin dengan langkah politiknya.

Ia bahkan menargetkan partainya lolos parliamentary treshold di Pemilu 2019 yang sekaligus menjadi ajang pertaruhannya dalam upaya membangun kembali dinasti politik Keluarga Cendana. Keyakinan itu didasarkan pada fakta yang ia liat,  bahwa masyarakat sekarang diklaim banyak yang merindukan kepemimpinan seperti pada masa Orde Baru.

Misalnya, ia menginginkan perubahan dalam sistem pemilihan gubernur di Indonesia. Menurutnya, seharusnya gubernur dipilih langsung oleh presiden. Tommy berpandangan bahwa presiden lebih baik memilih langsung para gubernur, meski proses pemilihannya tak sepenuhnya diputuskan oleh presiden. Menurutnya, presiden akan memilih nama-nama calon gubernur yang disodorkan oleh DPRD setempat.

“Tetapi pemilihannya tidak wewenang penuh daripada presiden. Pemilihannya diusulkan oleh DPRD setempat. Misalnya DPRD kirim 10 nama, presiden memilih di antara sepuluh nama tersebut,” katanya usai menutup Rapimnas III Berkarya, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (11/3/2018).

Tommy mengatakan, posisi gubernur yang merupakan perpanjangan tangan presiden membuat pemilihannya harus langsung dilakukan oleh presiden. Dia menganggap kedudukan gubernur setingkat dengan menteri, yang juga dipilih langsung oleh presiden.  “Lain dengan menteri, yang bisa presiden secara bebas memilih menteri tersebut secara prerogatif,” tuturnya.

Oleh karena itu, imbuh Tommy, pemilihan gubernur tak perlu dilakukan secara langsung oleh rakyat, seperti yang saat ini diterapkan. Menurutnya pemilihan kepala daerah secara langsung membuat Indonesia seperti negara federal. Ia juga menolak jika gubernur dipilih oleh Presiden menandakan Indonesia tidak demokratis. Menurutnya itu salah, karena camat juga dipilih langsung oleh bupati.

Pengusaha sekaligus politikus kelahiran 15 Juli 1962 itu menegaskan bahwa sosok ayahandanya, Soeharto, akan menjadi salah satu identitas partainya. Karenanya Tidak heran jika di backdrop Rapimnas terpampang foto besar presiden yang memimpin selama 32 tahun itu. Rapimnas di Solo juga telah mengukuhkan Tommy sebagai Ketua Umum Partai Berkarya.

”Kaitan identik dengan Pak Harto hal yang wajar,” katanya. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.