Banyak yang Berwisata
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) XVIII Jayapura, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR Osman H. Marbun mengatakan, sekarang di kawasan Skouw sudah banyak kios yang tersedia, bahkan banyak yang berwisata ke sana.
Menurutnya, keberadaan jembatan juga akan mengendalikan laju perkembangan Kota Jayapura di bagian barat yang berupa pegunungan dan sangat berisiko merusak hutan sebagai daerah tangkapan air bagi keberlanjutan Kota Jayapura.
“Jembatan ini akan lebih mengarahkan pengembangan Kota Jayapura ke kawasan Koya,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pengembangan selanjutnya dari kawasan sekitar Jembatan Holtekamp adalah untuk wisata air karena didukung dengan pemandangan teluk dan perbukitan.
Jembatan Holtekamp juga akan memperpendek jarak dan waktu tempuh menuju kawasan Koya sebagai venue beberapa cabang olahraga dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua.
“Rencananya juga Teluk Youtefa ini akan menjadi venue pertandingan dayung PON 2020 Papua,” tuturnya.
Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan dan pemasangan bentang utama jembatan sepanjang 433 meter, konstruksi jembatan pendekat sisi Holtekamp sepanjang 600 meter dan jalan akses Jembatan Holtekamp sepanjang 9.950 meter. Sementara Pemerintah Kota Jayapura telah menyelesaikan pembangunan jalan pendekat sisi Hamadi sepanjang 320 meter. Pembangunannya dikerjakan konsorsium kontraktor PT Pembangunan Perumahan, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya dengan total anggaran Rp 1,8 Triliun.
Ini juga kali pertama pembangunan jembatan di mana pelengkungnya dibuat utuh di tempat lain, kemudian dibawa ke lokasi.
Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan dua rekor pada proyek pembangunan Jembatan Holtekamp, yakni rekor pengiriman jembatan rangka baja utuh dengan jarak terjauh dan rekor pemasangan jembatan rangka baja utuh terpanjang. (arh)