Jakarta, Obsessionnews.com – Analis First Asia Capital, David Sutyanto, memprediksikan perdagangan hari ini, Kamis (26/1/2017) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berpeluang melanjutkan penguatannya dalam rentang konsolidasi.
David mengungkapkan, sejumlah emiten akan rilis dalam waktu dekat sehingga akan mendukung fokus pasar yang mulai tertuju pada pencapaian laba 2016. Selain itu pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan berpeluang menguat terbatas ikut meredahkan sementara kekhawatiran penguatan dolar.
“Namun pergerakan saham berbasiskan komoditas akan rawan koreksi menyusul pelemahan harga komoditas tambang tadi malam. IHSG diperkirakan bergerak bervariasi dengan support di 5270 dan resisten di 5310 cenderung menguat,” ungkap David melalui keterangan tertulis yang diterima Obsessionnews, Kamis (26/1/2017) siang.
Berikut saham pilihan versi First Asia Capital, Kamis (26/1).
ASII 7900-8300 Buy, SL 7850
TLKM 3850-4000 Buy, SL 3770
BBNI 5400-5700 Buy, SL 5350
ICBP 8450-8900 Buy, SL 8300
RALS 1280-1340 TB, SL 1220
ADRO 1710-1770 BoW, SL 1700
HRUM 1940-2120 Buy, SL 1920
BUMI 472-500 SoS, SL 470
TINS 950-1070 BoW, SL 900
WIKA 2450-2600 Buy, SL 2350
Selain itu, jika melihat posisi IHSG kemarin, Rabu (26/1/2017) sempat tertahan setelah menguat 18 poin. Yang akhirnya tutup dengan menguat tipis 1,694 poin (0,03%) di 5293,782.
“Perdagangan relatif lebih ramai terutama di saham-saham lapis dua dan tiga seperti saham-saham Grup Bakrie. Nilai transaksi di Pasar Reguler kemarin meningkat mencapai Rp5,97 triliun terutama didominasi pemodal lokal,”lanjut David.
Sementara itu diperdagangan kemarin, arus dana asing masih terlihat keluar ditandai dengan penjualan bersih asing di Pasar Reguler mencapai Rp237 miliar.
“Penguatan IHSG kemarin sejalan dengan penguatan yang umumnya terjadi di pasar kawasan Asia dan global malam sebelumnya. Sentimen pasar secara keseluruhan masih terfokus pada kebijakan ekonomi yang diambil Trump, yang akan memotong tarif pajak dan regulasi investasi,” lanjut David.
David mengungkapkan, pasar optimis kebijakan tersebut akan mempercepat pertumbuhan ekonomi negara adidaya tersebut yang kemudian mendorong penguatan dolar AS. Bagi Indonesia, ekspektasi penguatan dolar AS dan kenaikan bunga FFR tahun ini akan membatasi Bank Indonesia (BI) melanjutkan pelonggaran kebijakan moneternya.
Tak hanya itu, bursa saham global tadi malam bergerak bullish. Indeks DJIA di Wall Street untuk pertama kalinya tutup di atas level 20000 yakni di 20068,51 atau menguat 0,8%. Indeks S&P dan Nasdaq masing-masing menguat 0,8% dan 1% di 2298,37 dan 5656,34.
“Saham sektor teknologi dan finansial menjadi penopang penguatan indeks. Penguatan Wall Street tadi malam turut ditopang sentimen rilis laba 2016 sejumlah emiten seperti Boeing, Goldman Sachs, dan IBM. Sedangkan harga komoditas tadi malam cenderung koreksi seperti harga minyak mentah turun 0,6% di USD52,87/barel dan harga nikel di London turun 0,8% di USD9737/MT,” tutup David. (April)