Rabu, 24 April 24

Indonesia Harus Punya Peta Geospasial, Ini Alasannya

Indonesia Harus Punya Peta Geospasial, Ini Alasannya
* Ilustrasi Peta Geospasial. (Foto: Dok Kemenparekraf)

Jakarta, Obsessionnews.com – Indonesia harus memiliki peta geospasial pariwisata yang di dalamnya tidak hanya menyajikan ragam potensi pariwisata, tapi juga potensi bencana alam yang bisa terjadi.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan, peta tersebut dibutuhkan agar rencana pengembangan pariwisata ke depan yang tertuang dalam Rencana Induk Pariwisata Nasional Terpadu (Ripandu) bisa terdata dengan baik. Untuk itu, dia berharap Badan Informasi Geospasial (BIG) bisa mewujudkan peta tersebut.

Menurutnya, dengan adanya peta itu pembangunan pariwisata ke depan dapat terancang dengan detail potensi dan segala kemungkinannya, baik potensi wisata yang belum diketahui maupun kemungkinan bencana alam, sehingga dapat diantisipasi.

“Sebab, hal itu berkaitan dengan aspek kenyamanan dan keamanan para wisatawan,” ujar Wishnutama dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/2/2020).

Baca juga: Majukan Pariwisata, Milenial Diminta Kreatif

Dia menjelaskan, Geospasial atau ruang kebumian merupakan aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, maupun di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.

“Banyak potensi wisata yang belum kita ketahui. Tetapi apabila kita dapat informasi data dari BIG,” ucapnya.

Baca juga: Benoa Maritime Tourism Hub Perkuat Pariwisata Bali

Dengan begitu, tentunya pemerintah bisa membuat langkah strategis bagaimana menghubungkannya, menggali potensinya, dan memasarkannya. “Untuk itu, pembangunan pariwisata harus dilakukan secara komprehensif, tidak boleh parsial,” kata Wishnutama.

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Indonesia Hasanuddin Zainal Abidin menjelaskan pihaknya sudah banyak bekerja sama dengan kementerian atau lembaga dan ini akan menjadi kerja sama perdana BIG dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Sebelumnya sudah ada 85 peta geospasial tematik, akan ditambah kurang lebih bisa sampai seratusan, kemaritiman bisa juga menambah 51 tema, kebencanaan 45 tema, sosial dan ekonomi dan segala macam juga akan ada penambahan. Semakin bagus juga bila penambahannya nanti ada peta-peta pariwisata,” kata Hasanuddin.

Dia menjelaskan, pemetaan nantinya akan tersaji tidak hanya dalam bentuk cetak tapi juga digital. Sebab, selain akan menarik perhatian wisatawan, aplikasi yang diciptakan akan mempermudah wisatawan mengakses informasi saat berkunjung ke Indonesia. “Kami mengapresiasi kedatangan Menparekraf, Pak Wishnutama yang menginisiasi pertemuan hari ini,” kata Hasanuddin. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.