Jumat, 26 April 24

Indonesia Butuh Pemimpin Bukan Penguasa

Oleh: Sayyid Syarief Shebubakar, Ketua Asosiasi Muslim Profesional (AmPro)

Dalam Kitab Wulanreh, Kitab Jawa kuno, Seorang Pemimpin itu sungguh beda dengan Penguasa, dalam kitab Wulanreh disebutkan seorang Pemimpin itu ‘Ibarat laut’
Dia menjadi biduk kasih dengan seribu ombak,apa artinya?

Pemimpin itu selalu berlapang dada ,pujian dan cacian baginya sama saja tak sedikitpun membuat dia berubah,Pemimpin itu selalu mengemukakan dialog bukan mo nolog secara bergantian

Sejak kepergian Kusno ( baca Bung Karno) Indonesia belum menemukan lagi sosok Pemimpin seperti dia ,Bung Karno sangat menyadari, Ketika Republik ini di dirikan ia pun tidak dimaksudkan untuk hanya berupa hutan,laut dan pulau pulau tropis yang membisu.

Bung Karno pernah berkata ‘Tidak ada suatu Negara di katakan hidup jika tidak ada perjuangan didalamnya, Allah memberi pikiran pada kita .agar dalam pergaulan kita sehari hari selalu bergosok, supaya keluar daripadanya beras , dan beras itu menjadi nasi dan nasi itulah nasi Indonesia yang sebaik baiknya untuk kita hidangkan dan makan bersama.

Tapi bagi Penguasa, Indonesia yang seluas ini dan beraneka ragam budaya dan agama mau disamakan seperti Asrama tentara hubungan antara atasan dan bawahan inilah yang sering melahirkan persoalan,takut sekali beda pendapat takut sekali di kritik.

Menurut Filosof Schopenhauer ‘Kritik itu kalau perlu kita beli dan kritik lah saya sehingga saya tahu dimana Klas Anda ‘? Kalau kritik asal bunyi bukan hanya tidak per lu dilayani kita perlu kasihani karena mereka lagi menontonkan kebodohannya ,sebaliknya kritik yang obyektif perlu kita beli .

Rasulullah Saw sekalipun utusan Tuhan beliau membentuk dewan untuk memberikan masukkan sebagai contoh Ketika perang Badar Rasul menetapkan pasukan diatas gunung,sahabat berta nya ‘ Ya Rasul penetapan Pasukan diatas gunung ini atas perintah Tuhan atau pendapatmu’? Rasul menjawab ini pendapat pribadiku,lalu sahabat berkata lagi ‘Bagaimana Pasukan dil letak kan dibagian tengah saja agar air tetap kita dapat dan melihat la wan lebih nyata’? Rasul menerima usul sahabat itu dan perang berakhir menang, ini sosok Pemimpin bukan Penguasa Indonesia yang tertib, tenteram aman memang suatu cita cita yang kita dambakan untuk kita wujudkan prasyarat kesana kita butuh Peminpin bukan penguasa, Lalu bagaimana dengan Jokowi apakah dia Pemimpin atau Penguasa? ‘Mana ku tahu’ kata bait sebuah lagu. (*)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.