Jumat, 26 April 24

Ikut-ikutan

Oleh: Ustadz Felix Siauw, Penulis dan Pengemban Dakwah

 

Hari-hari ini, mendukung sesuatu atau menolak sesuatu itu harus ditampakkan, biar kekinian. Bukan hanya secara lisan dan amalan, kalau perlu aksi sekalian.

Mendukung sesuatu atau menolak sesuatu itu wajar saja. Yang perlu disoroti, apa yang kita dukung atau apa yang kita tolak, karena itu menentukan benar atau salah.

Selain itu bagaimana cara mendukung dan bagaimana cara menolak juga penting. Karena itu yang membedakan kita punya adab atau kita termasuk yang tak terdidik.

Yang lebih penting lagi, setelah tahu apa dan bagaimana yang kita dukung dan kita tolak, yang paling penting kita tahu kenapa kita mendukung dan kenapa kita menolak.

Jangan sampai kita mendukung karena ikut-ikutan, atau ikut-ikutan juga dalam menolak. Karena yang ikut-ikutan itu biasanya tidak beres, biasanya endingnya tidak baik.

Kalau masih dalam masalah syariat, masih ok ikut-ikutan, taqlid namanya. Tapi kalau dalam masalah keyakinan atau aqidah lantas kita ikut-ikutan, itu jelas-jelas masalah.

Dalam Al-Qur’an, kebanyakan kaum yang diseru untuk beriman, gagal beriman karena ikut-ikutan nenek moyang, gagal move on dari keyakinan dan berhala nenek moyang.

Mereka enggan pindah dari sesembahan kakek, malas pindah dari tuhannya bapak. Dari dulu sudah begitu, pokoknya begini. Dikasih akal tak digunakan berpikir benar

Dan bila dikatakan pada mereka: “Ikutilah apa yang diturunkan Allah”. Mereka jawab: “(Tidak), tapi kami (hanya) ikuti yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya” – QS 31:21.

Karenanya Allah berkali-kali menyindir, kenapa kita tidak pakai akal? Karena kalau kita berpikir, kita akan tahu apa, bagaimana dan kenapa kita mendukung dan menolak sesuatu.

Alhamdulillah, Allah berikan kesempatan bagi akal saya untuk menemukan Islam. Bagi saya menjadi Muslim bukan ikut-ikutan apalagi warisan, tapi pilihan dengan bukti jelas.

Maka jalan dakwah ini, memahamkan syariah pada ummat Muslim, ini pun bukan ikut-ikutan. Saya paham konsekuensinya, termasuk kalau ada yang ikut-ikutan menolaknya.

Bila ada yang ikut-ikutan menolak ide Islam, syariah Islam, kita doakan saja. Yang penting kita pastikan, bahwa ketika kita mendukung Islam, itu bukan ikut-ikutan. (***)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.