Kamis, 2 Mei 24

Gerakan Merek Kolektif PBA Mulai Dilirik Berbagai Macam Komunitas

Gerakan Merek Kolektif PBA Mulai Dilirik Berbagai Macam Komunitas
* Ketua Umum Perkumpulan Bumi Alumni (PBA) Ary Zulfikar. (Foto: Tanto/obsessionnews)

Obsessionnews.com – Perjalanan Perkumpulan Bumi Alumni (PBA) sudah mulai dilirik oleh berbagai macam komunitas.

Ketua Umum PBA Ary Zulfikar mengatakan, gerakan merek kolektif dengan merek Lupba untuk produk UMKM dan Cupba untuk kedai kopi sudah mulai dilirik.

“Cupbain Coffee sudah mulai dilirik banyak orang,” ujar Ary dalam pesan singkatnya kepada obsessionnews.com, Senin (25/7/2022).

Baca juga: Ary Zulfikar Sabet Penghargaan “Best Professionals” di Anugerah “Obsession Awards 2021”

Dia juga menyampaikan, kehadiran Pemerhati Koperasi dan UMKM Dewi Tenty Septi Artiany (Teh Dete) sebagai narasumber di acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) Indonesia di Kupang, NTT, sebagai bukti bahwa merek kolektif menjadi inspirasi banyak pihak.

“Perjalanan Teh Dete ke Kupang membuktikan bahwa konsep merek kolektif yang dikembangkan dalam suatu komunitas seperti PBA mulai menginspirasi banyak pihak,” ucap Ary.

Koperasi besar seperti Inkopdit, lanjut Ary, suatu gerakan koperasi kredit yang memiliki anggota lebih dari 3,4 juta dan mencatat aset lebih dari 30 trilliun menghadirkan Teh Dete sebagai narasumber untuk menceritakan bagaimana pergerakan komunitas UMKM Alumni sehingga akhirnya menelurkan gagasan merek kolektif, dengan nama Lupba.

“Di mana dengan giatnya Teh Dete terus mencoba untuk menambah variant baru untuk memperluas jenis produk yang dikemas dengan merek kolektif Lupba,” tambah pria yang juga menjabat sebagai Direktur Hukum LPS ini.

Oleh karenanya, semangat komunitas dan team work yang bagus selama ini mesti juga menjadi spirit dari akang dan teteh yang saat ini bergabung dalam komunitas UMKM Bumi Alumni.  Karena dengan spirit ‘bekerja sama’ bukan hanya ‘sama-sama kerja’ bisa menjadikan basis komunitas PBA menjadi magnet dan pasar tersendiri.

Baca juga: Buku Terbaru Ary Zulfikar Berisi tentang Kariernya

“Ingat selalu spirit kita: kita harus ‘menciptakan pasar’ atau ‘membentuk pasar’ bukan hanya ‘mencari pasar’. Karena dengan menciptakan pasar dengan trademark tersendiri, orang yang akan mencari produk kita. Itu yang disebut sebagai trendsetter,” tutur Ary.

Belajar dari ‘Citayam Fashion Week’, siapa sangka kegiatan yang berasal dari warga ABG Citayam yang berbondong-bondong pergi ke SCBD pada weekend dan memanfaatkan ‘zebra cross’ sebagai arena cat walk, akhirnya menjadi daya tarik sendiri dan menjadi viral.

“Bahkan sekarang jadi perebutan ‘uang’ dari beberapa kalangan yang ingin mencuri ide ‘Citayam Fashion Week” dan juga kemudian diikuti oleh ABG di makassar. Ini yang namanya menciptakan pasar. Hal ini lah yang terus digerakkan oleh Teh Dete dalam komunitas kita. Bravo Teh Dete,” serunya.

Satu hal lagi yang dia mau sharing, minggu lalu dirinya dikontak oleh salah satu majalah lifestyle dan fashion yang ingin meliput. Hal itu dikarenakan karir Ary di dunia lawyer dan terpilih sebagai top 100 Indonesia lawyer pada tahun 2022 versi Asia Bussines Law Journal Hongkong (ABLJ) sampai dengan dia menjadi Direktur Eksekutif di LPS.

Baca juga: Cafe Lupba, Gerai dengan Konsep Merek Kolektif/One Brand

“Pada sessi wawancara saya mulai mempromosikan gerakan PBA dengan komunitas UMKM Alumni-nya, maka Insha Allah pada edisi nanti akan ada menampilkan produk Lupba, fashion dari UMKM kita dan Cupba dalam liputan tersebut. Semoga. Gerakan PBA, Lupba dan Cupba akan menjadi trendsetter dalam pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis komunitas,” ungkapnya.

Dengan begitu, dia mengajak akang dan teteh untuk merapatkan barisan lagi.

“Banyak PR yang harus kita lakukan seperti pengembangan platform digital bumialumni dan pengembangan Gerai UMKM Alumni kita. Oleh karenanya diperlukan komitmen bersama dengan spirit profesionalisme dan integritas,” pungkas Ary. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.