Fakta-fakta Unik Komodo dari Kanibal Sampai Mencuri Bangkai di Pemakaman

Fakta-fakta Unik Komodo dari Kanibal Sampai Mencuri Bangkai di Pemakaman
Jakarta, Obsessionnews.com - Siapa yang tak kenal dengan komodo, hewan Karnivora ini banyak ditemukan di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Wisata komodo menjadi daya tarik sendiri bagi para wisatawan untuk mengunjunginya. Namun tidak banyak yang tahu bahwa komodo ternyata berasal dari Australia, dan suka curi bangkai di pemakaman. Berikut ini disajikan fakta-fakta unik tentang Komodo. 1. Berasal dari Australia Komodo memang dikenal hidup di Pulau Komodo, NTT. Namun, menurut jejak fosilnya, hewan yang bernama ilmiah varanus komodoensis ini sebetulnya berasal dari Australia dan baru pindah Pulau Nusa Tenggara, Indonesia sekitar 900.000 tahun yang lalu. Ahli Paleontologi dan lingkungan Australia, Tim Flannery, membuat catatan bahwa komodo mungkin menghilang dari Australia sekitar 50.000 tahun lalu. Menghilangnya komodo ini bertepatan dengan datangnya manusia ke benua itu. 2. Metabolisme komodo tidak seperti reptil lainnya Kebanyakan reptil kekurangan banyak kapasitas aerobik, tetapi tidak dengan komodo. Berkat adaptasi genetik, komodo memiliki metabolisme yang lebih mirip mamalia dan bermanfaat ketika berburu mangsa. Dalam studi yang dipublikasikan melalui jurnal Nature Ecology and Evolution, para ilmuwan di Gladstone Institute of Cardiovascular Disease di Universitas California, San Fransisco, menemukan perubahan pada komodo yang melibatkan mitokondria, mesin pemanas sel. Sama seperti jalur pencernaan, mitokondria mengambil nutrisi dan menyediakan bahan bakar untuk sel. Ini sangat penting bagi sel otot, yang digunakan oleh komodo untuk melakukan semburan kecepatan dan daya tahan. 3. Ludahnya Beracun Untuk waktu yang sangat-sangat lama, gigitan komodo diyakini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan infeksi fatal karena hewan ini memakan bangkai dan sejumlah besar bakteri bersarang di mulutnya. Namun kebenarannya ditemukan oleh Bryan Fry, seorang peneliti racun dari Universitas Melbourne di Australia. Fry dan timnya menemukan bahwa gigitan komodo mematikan bukan karena bakterinya, tetapi karena hewan ini memang berbisa. Racun komodo secara cepat menurunkan tekanan darah, mempercepat kehilangan darah dan menjadikan korbannya tidak sadarkan diri atau syok, hingga tidak mampu bertarung. Itulah sebabnya, kalaupun korban berhasil melepaskan diri dari gigitan komodo, akibatnya tetap akan fatal karena racun akan menyebar ke seluruh tubuh. 4. Bisa makan 80 persen dari berat badan mereka sekali lahap Komodo tidak hanya berbadan besar, tetapi juga nafsu makan yang luar biasa. Ketika kadal besar itu duduk untuk makan, mereka mampu menelan makanan yang mencapai 80 persen berat badan mereka. Setelah makan, mereka akan bersantai dengan bantuan panas matahari iuntuk mempercepat proses pencernaan. Setelah makanan dicerna, komodo akan memuntahkan apa yang dikenal sebagai pelet lambung. Pelet lambung ini mengandung tanduk, rambut, gigi dan potongan mangsa lainnya yang tidak dapat dicerna. Karena itu, metabolisme mereka cukup lambat dan makanan mereka begitu besar, komodo dapat bertahan hidup hanya dengan makan sekali sebulan. 5. Kanibal Komodo sering kali memangsa sesamanya karena makanan atau mangsa tidak tersedia. Itulah sebabnya komodo kecil atau yang muda menghabiskan banyak waktunya di atas pohon. Tujuannya adalah untuk menghindari bertemu dengan kadal yang lebih besar. Selain bersembunyi di atas pohon, komodo muda juga punya beberapa trik lagi. Diungkapkan oleh Smithsonian National Zoo, komodo muda sering berguling-guling di tinja, agar baunya dihindari oleh komodo besar. Komodo kecil juga sering melakukan ritual khusus untuk meredakan amarah komodo besar. Dalam ritual ini, komodo kecil mondar-mandir di sekitar lingkaran makanan dengan ekor lurus keluar. Mereka lantas menggoyangkan-goyangkan tubuh mereka dari satu sisi ke sisi lainnya secara berlebihan. 6. Suka mencuri bangkai di pemakaman Komodo tidak selalu atau bahkan sering berburu makanan mereka. Sebaliknya, mereka makan banyak bangkai. Mereka bahkan bisa mendeteksi bangkai sejauh enam mil. Sayangnya bagi manusia yang hidup di antara hewan ini, itu bisa berarti komodo akan berpesta pora memakan kerabat yang baru saja dikuburkan. Hal ini menyebabkan orang yang hidup di sekitar komodo beralih dari kuburan di tanah berpasir ke tanah liat. Terkadang mereka juga menambahkan tumpukan batu di atas kuburan. 7. Komodo betina bisa berkembang biak tanpa kawin Pada tahun 2006, sebuah tim peneliti memverifikasi bahwa komodo betina bisa mereproduksi tanpa kawin melalui proses yang dinamakan parthenogenesis. Proses yang telah ditemukan pada 70 spesies vertebrata ini merupakan cara berkembang biak di mana sebutir telur bisa matang menjadi embrio tanpa dibuahi oleh sperma. Tergantung dari lingkungannya, seekor komodo betina bisa berkembang biak secara seksual (kawin) atau aseksual (tanpa kawin). (Albar)