Jumat, 26 April 24

Beroperasi 2016 KIK Berhasil Tarik 50 Investor

Beroperasi 2016 KIK Berhasil Tarik 50 Investor
* Kawasan Industri Kendal (KIK) di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. (Foto: http://oceanweek.co.id)

Jakarta, Obsessionnews.com – Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah (Jateng), mencatat prestasi cukup cemerlang. Beroperasi sejak tahun 2016 KIK telah berhasil menarik 50 investor dengan target penanaman modal sebesar Rp6,5 triliun dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 5.000 orang hingga akhir tahun 2019.

Capaian KIK tersebut mendapat apresiasi dari Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

“Artinya, aktivitas industri dapat memacu penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak. Ini salah satu multipler effect-nya bagi perekonomian nasional. Dan ini diperlukan melalui peningkatan investasi,” kata Airlangga di Jakarta, Senin (14/1/2019) seperti dikutip obsessionnews.com dari situs Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (Foto: Kemenperin)

Airlangga berharap KIK sebagai salah satu klaster yang terintegrasi dapat menjadi contoh terhadap pengembangan kawasan industri lainnya di Indonesia. Pembangunan KIK direncanakan sampai tiga tahap dengan total lahan seluas 2.700 hektare untuk menjadi kawasan industri terpadu yang didukung oleh pengembangan zona industri, pelabuhan, kota fesyen, dan permukiman.

“Di sini sudah banyak sektor light industry. Selain itu, kami akan dorong juga untuk tumbuhnya industri komponen, fesyen, sepatu dan garmen,” tuturnya.

Pengembangan KIK terus diakselerasi menjadi kawasan industri padat karya berorientasi ekspor.

“Kami akan terus mendorong peningkatan kapasitas industri. Jadi, selain produksinya untuk pasar domestik, juga mampu memenuhi ekspor,” imbuhnya.

Di samping itu Kemenperin siap memasok kebutuhan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten. Salah satu langkah strategisnya adalah mendirikan Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di KIK.

“Upaya itu sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo, yang memfokuskan tahun ini pada pembangunan kualitas SDM setelah infrastruktur,” ujarnya.

Airlangga pun mengapresiasi kepada Pemerintah Provinsi Jateng dan Kabupaten Kendal yang telah mendukung pembangunan KIK sebagai proyek strategis nasional.

“Apalagi adanya trade war China dan Amerika Serikat, menjadi kesempatan bagi ASEAN, termasuk Indonesia, sebagai salah satu tujuan investasi. Dan dengan selesainya jalan tol Trans Jawa juga menjadi daya tarik,” paparnya.

Beroperasinya KIK diremsikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada November 2016. Menurut Jokowi, KIK menjadi ikon baru kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Singapura. KIK dibangun oeh PT Jababeka Tbk dengan Sembcorp Development Indonesia Pte. Ltd., anak perusahaan Sembawang Development Ltd. asal Singapura.

KIK sebagai kawasan industri terintegrasi pertama di Jateng ini berpotensi penyerapan investasi hingga Rp200 triliun dan tenaga kerja sebanyak 500 ribu orang.

Sementara itu Presiden direktur dan CEO KIK Stanley Ang merinci pada tahun 2018 sudah ada 48 perusahaan yang menyatakan minatnya untuk investasi di KIK, ditambah dua perusahaan yang sudah deal pada Januari 2019.

“Dua perusahaan yang akan segera mengeksekusi usahanya di KIK, yakni satu dari sektor industri baja yang merelokasi pabriknya, dan satu lagi industri pengemasan yang melakukan ekspansi,” ujarnya.

Di antara 50 perusahaan tersebut tujuh sudah beroperasi, tiga perusahaan sedang proses membangun dan 12 perusahaan sedang mengurus administrasi seperti perizinan dan persiapan desain bangunan.

“Jadi yang sudah 85 persen dari Indonesia, 7 persen singapura, serta Korea Selatan, Jepang dan Malaysia masing-masing 2 persen,” jelasnya.

Perusahaan-perusahaan itu antara lain PT Tat Wai Industries, PT APP Timber, PT Praya, PT Ganda Sugih Arthaboga, Steel Fabricator Company, PT Kendal Eco Furindo, dan PT Roda Maju Bahagia. Target investor sektor lainnya yakni industri elektronika, otomotif, dan kimia dasar.

Stanley menargetkan pada kuartal II-2019 investor akan tumbuh lebih kencang sebab kondisi akan lebih stabil.

“Investor dalam negeri tak lagi wait and see melihat kondisi politik, sedangkan kondisi perang dagang juga diperkirakan mereda,” tandasnya. (arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.