Senin, 29 April 24

Dijadikan Nama Jalan di Makassar Gantikan Nama Jl Cendrawasih, Ini Profil Opu Daeng Risaju

Dijadikan Nama Jalan di Makassar Gantikan Nama Jl Cendrawasih, Ini Profil Opu Daeng Risaju
* Opu Daeng Risaju. (Foto: ist)

Obsessionnews.com – Banyak cara untuk menghargai jasa pahlawan. Salah satu di antaranya adalah nama pahlawan diabadikan sebagai nama jalan. Hal ini yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Nama pahlawan nasional Opu Daeng Risaju dijadikan nama jalan di Makassar, menggantikan nama Jl Cendrawasih. Pergantian nama Jl Cendrawasih menjadi Jl Opu Daeng Risaju akan diresmikan pada Selasa (22/8/2023).

 

Baca juga:

Mengenang Pahlawan TRIP, Achmad Fajar Ridwan Hisjam Ziarah dan Tabur Bunga

Bung Karno Diangkat Jadi Pahlawan Nasional di Era SBY

Kemenparekraf Gelar Uji Petik PMK3I Identifikasi Potensi Ekraf di Makassar

 

 

 

Opu Daeng Risaju adalah pejuang wanita asal Sulsel yang menjadi pahlawan nasional. Opu Daeng Risaju memiliki nama kecil Famajjah. Opu Daeng Risaju itu sendiri merupakan gelar kebangsawanan Kerajaan Luwu yang disematkan pada Famajjah yang memang merupakan anggota keluarga bangsawan Luwu. Opu Daeng Risaju merupakan anak pasangan Opu Daeng Mawellu dengan Muhammad Abdullah to Barengseng yang lahir di Palopo pada 1880.

Keluarga ini dianggap keluarga bangsawan. Seperti kebanyakan orang Islam pada masanya, Famajjah hanya belajar mengaji Alquran tanpa sekolah formal. Ia lantas menikah dengan Haji Muhammad Daud, dan dikenal dengan nama Opu Daeng Risaju. Keluarga ini pernah tinggal di Parepare, sebuah kota pelabuhan lain di Sulsel yang menghadap Selat Makassar.

Sejak kenal H. Muhammad Yahya, Opu Daeng Risadju mulai aktif di Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII). Yahya adalah pedagang Sulsel yang pernah bermukim lama di Jawa dan mendirikan PSII di Pare-Pare. H. Muhammad Yahya adalah kakek Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Usamah Hisyam. Setelah bergabung, Opu Daeng Risaju dan suaminya membuka PSII di Palopo pada 14 Januari 1930.

Peresmian PSII Palopo disertai rapat akbar di Pasar Lama Palopo (sekarang Jalan Landau). Rapat dihadiri pemerintah Kerajaan Luwu, pengurus PSII pusat, pemuka masyarakat, dan masyarakat umum. Hasil rapat meresmikan Opu Daeng Risaju sebagai ketua. Sedangkan saudaranya, Mudehang, sebagai sekretaris. Mudehang dipilih karena dia tamatan sekolah dasar lima tahun yang bisa membaca dan menulis.

Namun, di masa pendudukan Jepang, tidak banyak kegiatan yang Opu Daeng Risaju lakukan di PSII. Ini disebabkan karena pemerintahan Jepang melarang adanya kegiatan politik organisasi pergerakan kebangsaan, termasuk PSII. Opu Daeng Risaju mulai kembali aktif pada masa revolusi di Luwu.

Karena dukungan dari rakyat yang sangat besar, pihak Belanda mulai menahan Opu agar tidak melanjutkan perjuangannya di PSII. Pihak Belanda yang bekerja sama dengan controleur afdeling Masamba menganggap Opu menghasut rakyat dan melakukan tindakan provolatif agar rakyat tidak lagi percaya kepada pemerintah. Akhirnya Opu diadili dan dicabut gelar kebangsawanannya. Tidak hanya itu, tekanan juga diberikan kepada suami dan pihak keluarga Opu agar menghentikan kegiatannya di PSII.

Opu Daeng Risaju kemudian tertangkap oleh tentara NICA di Lantoro dan dibawa menuju ke Watampone dengan cara berjalan kaki sepanjang 40 km. Opu Daeng Risaju lalu ditahan di penjara Bone selama satu bulan tanpa diadili, kemudian dipindahkan ke penjara Sengkan, lalu dipindahkan lagi ke Bajo. Opu Daeng Risaju kemudian dibebaskan tanpa diadili setelah 11 bulan menjalani tahanan. Opu Daeng Risaju kemudian kembali ke Bua dan menetap di Belopa.

Pada tahun 1949, Opu Daeng Risaju pindah ke Parepare mengikuti anaknya, Haji Abdul Kadir Daud. Opu Daeng Risaju wafat dalam usia 84 tahun, pada 10 Februari 1964. Pemakamannya dilakukan di perkuburan raja-raja Lokkoe di Palopo tanpa ada upacara kehormatan.

Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Opu Daeng Risaju dianugerahi gelar pahlawan berdasarkan Keppres No 85/TK/2006 tanggal 3 November 2006. (arh/dari berbagai sumber)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.