Jumat, 26 April 24

Di Sekitar Penahanan Hatta-Sjahrir di Sukabumi, dan Resolusi Tolak Negara Pasundan

Di Sekitar Penahanan Hatta-Sjahrir di Sukabumi, dan Resolusi Tolak Negara Pasundan
* Wali Kota Sukabumi Ahmad Fahmi (bermasker oranye). (Foto: dok. Lukman Hakiem)

Oleh: Lukman Hakiem: Peminat Sejarah

Monumen yang Diruntuhkan

DALAM pertemuan Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Sukabumi dengan Wali Kota Ahmad Fahmi, Selasa (20/4/2021), saya dikejutkan oleh informasi Wali Kota bahwa monumen yang menjadi penanda di masa akhir penjajahan Belanda Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir pernah ditawan di Sekolah Kepolisian Sukabumi, sudah diruntuhkan. Alasannya? Menurut pihak yang berwenang, tidak ada bukti kedua pahlawan nasional itu pernah ditawan di Sekolah Polisi Sukabumi.

Saya terkejut mendengar informasi dari Wali Kota Sukabumi itu, dan segera membaca ulang memoar Bung Hatta. Pada buku kedua, “Berjuang dan Dibuang”, di bawah subjudul “Meninggalkan Banda Neira” (Mohammad Hatta, Untuk Negeriku, Jakarta, Penerbit Buku Kompas, 2011), Bung Hatta cukup rinci menceritakan perjalanannya bersama Sjahrir yang membawa tiga anak angkatnya dari Bandaneira ke Surabaya dengan pesawat terbang lanjut dari Surabaya ke Jakarta dengan kereta api, kemudian dari Jakarta ke Sukabumi dengan oto (mobil).

Pada halaman 187-188  Hatta menulis: “Kira-kira pukul 13:30 kami dibawa berangkat ke Sukabumi, diantarkan oleh seorang Komisaris Polisi Belanda dengan dua orang pembantunya. Mereka menumpang oto polisi sendiri. Di Sukabumi kami dibawa ke sekolah polisi. Dalam pekarangan sekolah polisi itu, di sebelah kirinya ada sejejer rumah inspektur polisi…”

Halaman selanjutnya

Pages: 1 2 3 4 5

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.