Jakarta, Obsessionnews – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Demokrat Didik Mukriyanto menilai, pergantian Kapolri Jenderal Badrodin Haiti merupakan suatu keharusan. Sebab, masih banyak jenderal di tubuh Polri yang dianggap punya kemampuan untuk menduduki jabatan tersebut.
“Kami meyakini banyak kompetitas dari kader-kader di kepolisian yang terbaik, sehingga pergantian Kapolri suatu keharusan,” katanya di DPR, Rabu (8/6/2016).
Bila jabatan Badrodin diperpanjang, maka akan menimbulkan pertanyaan apakah tidak ada kaderisasi di tubuh Polri. Didik menyebut, bahwa tugas dari Presiden adalah memilih kader terbaik yang sudah namanya disetorkan oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
“Kompolnas saya rasa sudah menjaring dan memberikan nama-nama calon Kapolri terbaik, tinggal Presiden memilih salah satu,” kata anak buah SBY ini.
Didik mengatakan, memang tidak ada keharusan Presiden melakukan pergantian Kapolri. Bisa saja, pilihannya jabatan Badrodin diperpanjang. Namun, jika itu terjadi, fraksinya akan mempertanyakan itu secara jelas dan rasional.
“Mau diperpanjang atau diganti itu hak pemerintah. Tapi kalau diperpanjang, tentu harus ada rasionalisasi yang jelas dan juga objektif,” jelasnya.
Jabatan Badrodin akan habis pada bulan Juli 2016. Kompolnas juga sudah memberikan nama-nama calon Kapolri yang baru. Namun, hingga kini Jokowo belum memutuskan atau menyerahkan nama calon Kapolri yang baru ke Presiden.
Yang paling santer disebut sebagai calon kapolri adalah Budi Gunawan, yang saat ini menjabat Wakapolri. budi tercatat pernah menjadi ajudan Presiden RI Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Umum PDI-P. Karena itu, wajar jika Megawati dan PDI-P secara bulat mendukung Budi Gunawan sebagai Kapolri. Kabarnya, karier Budi Gunawan dulu ‘terganjal’ saat SBY jadi Presiden 2004-2014. (Albar, @aal_albar)
