Sabtu, 27 April 24

Bentrokan Aksi Demo Rusuh, Anggota DPR Tewas

Bentrokan Aksi Demo Rusuh, Anggota DPR Tewas
* Bentrokan aksi demo di Sri Lanka rusuh. (RTR/CNN)

Akibat krisis ekonomi yang semakin memburuk, aksi demontrasi di Sri Lanka semakin memanas dan rusuh. Bahkan terjadi bentrokan yang menewaskan anggota parlemen (DPR) di negara tersebut.

Setidaknya dua orang, termasuk seorang anggota DPR, tewas di tengah situasi yang kian panas di Sri Lanka akibat krisis berlarut di negara itu.

Seorang pejabat kepolisian mengatakan kepada AFP bahwa kedua orang itu tewas akibat satu insiden yang melibatkan salah satu anggota parlemen dari partai berkuasa, Amarakeerthi Athukorala.

Ia menjabarkan bahwa kejadian bermula ketika Athukorala melepaskan tembakan ke arah orang-orang yang menghalangi mobilnya.

Akibat tembakan tersebut, dua orang terluka. Salah satu di antaranya kemudian tewas akibat luka yang ia derita.

“[Anggota parlemen itu] kemudian bunuh diri dengan pistolnya,” kata pejabat kepolisian itu.

Sementara itu, demonstrasi di Colombo pada Senin kembali berujung ricuh. Juru bicara Rumah Sakit Nasional Kolombo, Pushpa Soysa, melaporkan 138 orang dilarikan ke tempatnya bekerja karena terluka dalam demonstrasi.

Di tengah kericuhan ini, Perdana Menteri Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa, mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Gotabaya Rajapaksa.

“Perdana menteri sudah mengirimkan surat pengunduran dirinya ke presiden,” ujar seorang pejabat Sri Lanka kepada Reuters.

Meski demikian, belum ada keterangan resmi, baik dari Mahinda maupun Presiden Gotabaya Rajapaksa.

Mahinda sendiri merupakan adik kandung Gotabaya. Sejumlah pihak, termasuk demonstran dan anggota parlemen dari partai berkuasa, sudah mendesak Mahinda untuk mundur sejak krisis mulai membara bulan lalu.

Mahinda sempat menolak dengan dalih ia mengantongi dukungan parlemen pada akhir April lalu. Saat itu, ia menegaskan tak akan mengundurkan diri meski desakan warga kian besar.

“Mayoritas anggota parlemen menginginkan saya. Mungkin ada beberapa yang ingin saya mundur. Orang harus sabar mengatasi krisis ini,” ujar Mahinda saat itu.

Ia kemudian menegaskan, “Tak mungkin ada pemerintahan sementara tanpa saya sebagai perdana menteri.”

Namun, masyarakat dan sejumlah anggota parlemen terus menuntut Mahinda mengundurkan diri. Tuntutan itu semakin nyaring setelah salah satu demonstran, Chamida Lakshan, tewas akibat tembakan polisi.

Salah satu mantan pendukung setia Gotabaya yang juga anggota parlemen Sri Lanka, Nalaka Godahewa, mengatakan bahwa presiden harus memecat perdana menteri.

Menurut dia, pemerintah kehilangan kredibilitasnya usai polisi menembak salah satu pedemo itu.

“Kita harus memulihkan stabilitas politik agar berhasil melewati krisis ekonomi ini. Seluruh kabinet, termasuk perdana menteri, harus mengundurkan diri. [harus ada] Kabinet sementara yang bisa memenangkan kepercayaan semua pihak,” ucap dia.

Perombakan kabinet ini dianggap penting di tengah krisis ekonomi akut yang mencekik Sri Lanka. Krisis itu kian buruk akibat pandemi Covid-19. (CNNIndonesia/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.