Jumat, 26 April 24

Belum Pasti Jadi, Adik Prabowo Sudah Atur-atur Jatah Menteri

Belum Pasti Jadi, Adik Prabowo Sudah Atur-atur Jatah Menteri
* Hashim Djojohadikusumo. (Foto: Media Indonesia)

Jakarta, Obsessionnews.com – Baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto belum ada yang tahu siapa yang akan tampil sebagai pemenang dalam Pilpres 2019. Namun, Adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo dengan percaya diri sudah atur-atur jatah menteri. Dia janji akan memberikan jatah 7 menteri ke PAN, 6 menteri ke PKS.

 

Baca juga:

Ahli Emosi: Ada Sifat Pemarah dalam Diri Prabowo

Debat Capres, Gaya Prabowo Hanya Sebatas Retorika

Diplomasi Nice Guy, Antara Kenyataan atau Ilusi Prabowo?

 

Politisi Demokrat Andi Arief tak senang dengan sikap Hashim. Sebagai partai pendukung Prabowo, Demokrat juga turut andil dalam prosesi pemenangan Prabowo. Namun jika jatah itu diberikan saat ini, menurut Arief terlalu terburu-buru. Ia mengingatkan kisah perang Uhud di zaman Rasulullah.

Kala itu, pasukan muslim yang dipimpin Rasulullah sudah di atas angin akan memenangkan pertempuran melawan kafir Quraisy. Kafir Quraisy sudah kocar-kacir, lari terbirit-birit dan nyaris lempar bendera putih. Tapi setelah itu kondisinya malah terbalik, umat Muslim justru kalah karena pasukan ramai-ramai turun ke bawah berebut ghanimah (harta rampasan perang).

“Opsi kursi menteri itu tidak etis dibicarakan sebelum koalisi menang,” ujar Andi, Senin (1/4).

Soal bagi-bagi jatah kursi menteri itu diutarakan Hashim di Hotel Ayana Midplaza, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (1/4). Ia menyebut jatah yang baru dibahas untuk PAN dan PKS. “Partai-partai lain masih dalam diskusi. Itu sudah jelas,” ungkap Hashim.

Hashim yang menjabat Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini memastikan, pembicaraan soal jatah menteri sudah dibicarakan dengan Prabowo. Bahkan, pembicaraannya sudah sampai ke tingkat nama. Namun, dia enggan mengungkapkannya.

“Itu antara saya dengan kakak saya,” imbuhnya.

Secara terpisah, omongan Hashim justru dibantah Sandiaga Uno. “Saya tidak mau berkomentar soal statement Pak Hashim. Tapi yang bisa saya sampaikan, belum ada pembicaraan itu sama sekali. Baik untuk partai yang disebut, maupun partai yang belum disebut,” ucap Sandi di sela acara Makassar Young Entrepreneur Summit 2019, Senin (1/4).

Sandi menegaskan, siapa pun yang dipilih masuk kabinet Prabowo, akan dipilih berdasarkan prestasi dan keahlian. Termasuk, pendukung Jokowi sekalipun. Artinya koalisi Prabowo-Sandi lebih mempertimbangkan aspek koalitas dan integritas.

“Tokoh yang akan bergabung dengan Prabowo-Sandi adalah yang terbaik. Bahkan, yang pendukung Jokowi maupun yang bukan dari partai pengusung kita, kalau berprestasi dan terbaik, akan kita berikan kesempatan,” ucapnya.

Dia mengatakan, sudah menjadi komitmen Prabowo-Sandi tidak melakukan jual beli jabatan menteri. Tetapi akan memberikan ruang sebebas mungkin bagi putra putri terbaik bangsa.

Ini bukan kali pertama tim Prabowo-Sandi mengumumkan soal menteri. Dalam kampanyenya di Bandung, Prabowo menyebut AHY dan eks Gubernur Jabar Ahmad Heryawan alias Aher akan duduk sebagai menteri di dalam kabinetnya.

Selain itu, eks Danjen Kopassus itu juga menyebut nama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Presiden PKS Sohibul Iman. Ada pula nama Sekjen PAN Eddy Soeparno dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan, yang disebut Prabowo pantas jadi menteri.

Dari kalangan profesional, ada nama Novel Baswedan dan Bambang Widjojanto, yang diapungkan menjadi calon jaksa agung. Ditemui di tempat terpisah, AHY menyatakan, jatah menteri belum penting dibicarakan saat ini.

“Kalau kita berbicara tentang jabatan menteri, berapa porsinya, di pos apa saja, maka ini khawatirnya justru akan melukai perasaan rakyat,” kata AHY.

AHY menegaskan, Demokrat saat ini fokus menghadapi Pemilu 2019. Baik pemilihan presiden maupun pemilihan anggota legislatif di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota.

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin menyebut, omongan Hashim soal bagi-bagi kursi menteri itu menunjukkan tujuan mereka berkuasa. Hanya cari kemenangan dengan menghalakan berbagai cara.

“Memang tujuan mereka ingin berkuasa untuk bagi-bagi kursi menteri. Makin jelas kan kenapa ingin menang dengan berbagai cara?” sindir juru bicara TKN, Irma Suryani Chaniago.

Pengamat Politik UIN Adi Prayitno menduga, pengumuman soal calon- calon menteri itu sengaja dikeluarkan kubu Prabowo untuk dua tujuan.

Pertama, mengkonsolidasikan dukungan dari partai pendukung. Penyebutan jatah menteri untuk partai pendukung Prabowo-Sandi, akan memberikan jaminan sehingga mereka tidak ragu all out memenangkan pasangan itu.

Kedua, dengan penyebutan nama Novel Baswedan dan Bambang Widjojanto, capres 02 hendak memperluas dukungan. Sebab, dua orang itu dikenal sebagai orang yang berintegritas dan pejuang antikorupsi. Ini seolah menjamin bahwa kabinet 02 nanti adalah kabinet yang profesional.

Namun, minusnya, masyarakat akan melihat Prabowo takabur. Jumawa. Dia mendahului Tuhan. “Menang juga belum tetapi sudah bagi-bagi kekuasaan, politik dagang sapi,” ujar Adi, semalam.

Menurutnya, akan lebih baik jika konsolidasi itu untuk konsumsi internal saja. Hal ini, memang tidak akan berpengaruh bagi loyal voters atau pemilih fanatik Prabowo-Sandi. Namun, bagi pemilih rasional, langkah Prabowo dan BPN ini bisa membuat mereka lari.

“Mereka bisa berpikir bahwa politik Prabowo makin pragmatis, transaksional. Mereka bisa beralih menjadi swing voters,” ujarnya. Dia mengingatkan, Prabowo harus berhati-hati. “Ini bisa jadi blunder. Harta rampasan jangan dibagi-bagi sebelum perang usai,” tandasnya. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.