Banjir Mirip Tsunami di Libya Seret Orang ke Laut: Lebih dari 2.300 Orang Tewas, 10.000 Orang Hilang

Tim penyelamat di Libya sedang berjuang untuk mengevakuasi jenazah korban yang tersapu ke laut di perairan banjir mirip tsunami. Dilansir BBC, Rabu (13/9/2023), setidaknya 2.300 orang tewas, menurut otoritas ambulans di Derna, kota yang paling parah terkena dampaknya. Dua bendungan dan empat jembatan runtuh di Derna, menenggelamkan sebagian besar kota ketika Badai Daniel melanda pada hari Minggu. Sekitar 10.000 orang dilaporkan hilang, kata Bulan Sabit Merah, dan jumlah korban tewas diperkirakan akan terus meningkat. Sejumlah bantuan sudah mulai berdatangan, termasuk dari Mesir, namun upaya penyelamatan terhambat oleh situasi politik di Libya, dimana negara tersebut terpecah menjadi dua pemerintahan yang bersaing. Amerika Serikat (AS) , Jerman, Iran, Italia, Qatar, dan Turki termasuk di antara negara-negara yang menyatakan telah mengirimkan atau siap mengirimkan bantuan. Rekaman video yang direkam setelah gelap pada hari Minggu menunjukkan sungai air banjir mengalir melintasi kota dan mobil-mobil terombang-ambing tak berdaya mengikuti arusnya. Ada banyak cerita mengerikan tentang orang-orang yang tersapu ke laut, sementara yang lain bergantungan di atap rumah untuk bertahan hidup. “Saya terkejut dengan apa yang saya lihat, ini seperti tsunami,” kata Hisham Chkiouat dari pemerintah Libya yang berbasis di wilayah timur. Dia mengatakan kepada BBC Newshour bahwa runtuhnya salah satu bendungan di selatan Derna telah menyeret sebagian besar kota ke laut. “Lingkungan yang luas telah hancur – ada banyak sekali korban yang jumlahnya terus meningkat setiap jamnya.” (BBC/Red)