Sabtu, 27 April 24

Ali ‘The Big Mouth’ yang Baik dan Menyenangkan

Ali ‘The Big Mouth’ yang Baik dan Menyenangkan
* Muhammad Ali.

Obsessionnews – Muhammad Ali tak hanya dikenal sebagai petinju dengan prestasi besar. The Big Mouth juga tak canggung mengekspresikan ketidaksukaannya pada rasisme yang ketika itu beredar kencang di tengah masyarakat Amerika Serikat.

‘’Cassius Clay itu nama budak!’’ Tegasnya ketika wartawan selalu bertanya soal pergantian namanya dari Cassius Clay menjadi Muhammad Ali di akhir tahun 1960-an. Rupanya, bukan hanya soal pergantian namanya. Ali pun kerap disibukkan pertanyaan soal keislamannya.

“Saya Ali. Nama saya Muhammad Ali. Saya ‘The Greatest’,’’ ujarnya seolah ingin menegaskan keislamannya.

Islam dan apartheid menjadi persoalan yang tak kunjung padam di Negeri Paman Sam. Maka saat Ali mengumumkan dirinya sebagai muallaf, gelombang kebencian terhadapnya terus terjadi.

Itu awalnya. Berkat prestasi yang diraihnya, nama Ali justru dielu-elukan warga AS dan menjadikannya ikon prestasi negara adidaya itu. Hingga akhir hayatnya, Ali tetap besar dengan segala pujian dari kawan maupun lawannya.

Terlahir dengan nama Cassius Marcellus Clay Jr pada 17 Januari 1942 di Louisville, Kentucky, Amerika, sosok peraih tiga kali juara tinju dunia itu meninggal pada Jumat kemarin, (3/6/2016).

Sebelumnya, ia berjuang melawan penyakit Parkinson yang diidapnya selama puluhan tahun. Ali dilarikan ke rumah sakit di Phoenix, Arizona, karena mengalami masalah pada pernapasan.

Sejatinya, sejak kecil Ali bukanlah sosok pembuat onar. Ali yang merupakan putra tukang cuci pakaian disebut teman-teman kecilnya sebagai sosok yang baik dan menyenangkan. Bahkan hingga ia terkenal sebagai petinju juara dunia, Ali pun tak pernah terlibat kasus kriminal.

Ali juga dikenal memiliki kekuatan fisik yang baik sejak kecil. Ali memilih berlari ke sekolah seorang diri ketika teman-temannya menumpang bus ke sekolah. Padahal, jarak dari rumah Ali ke sekolahnya sejauh enam kilometer.

Kolumnis senior ‘Newark Star-Ledger’, Jerry Icenberg, menyebut Ali sebagai ‘the nice guy’. Bahkan belakangan, Ali disebutnya seorang ‘genuine Muslim’ karena dianggap mampu memompa semangat kemanusiaan dan menjadi penerang bagi dunia.

Dan seorang Don King, promotor tinju dunia, tak ketinggalan memiliki kesan tentang Ali. Apa katanya?

‘’I Love Muhamad Ali. Dia legenda dan juara sejati bagi umat manuisa. Muhammad Ali merupakan ‘The Gratest’ yang sebenarnya,” kata pria berambut unik itu. (Fath @imam_fath)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.