Jumat, 26 April 24

Waspadai Tenaga Kerja Cina

Waspadai Tenaga Kerja Cina

Oleh: Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute

Kita memang masih meraba-raba dalam gelap tentang membanjirnya warga Cina sebagai tenaga kerja asing di Indonesia.

Tapi ada kasus menarik tentang siasat Jepang menyulap pekerja migran menjadi pemukim tetap di Davao, Filipina, antara sejak berakhirnya Perang Dunia I hingga menjelang meletusnya Perang Dunia II. Yang mungkin bisa jadi sketsa awal agar kita waspada.

Atas prakarsa dari beberapa pengusaha Jepang, salah satunya bergerak dalam produksi benang remi, berinisiatif mendatangkan pekerja-pekerja dari Jepang untuk bekerja di perusahaannya.

Lambat laun, karena para pekerja ini pada dasarnya cuma pekerja kontrakan, keberatan ketika harus tinggal cukup lama di Filipina, sementara anak isteri dan keluarganya tinggal di Jepang. Karena para pengusaha ini khawatir bakal ditinggal para pekerjanya, lantas membolehkan para pekerja itu mendatangkan anggota keluarganya,

Maka membanjirlah gelombang imigran Jepang untuk bergabung dengan keluarganya di Davao. Setapak demi setapak, karena nyaman hidup bersama keluarganya di Filipina, kemudian pihak pengusaha Jepang itu mendesak pemerintah kolonial Amerika di FIlipina agar membolehkan para pekerja dan keluarganya menjadi pemukim tetap di Davo.

Ternyata  pekerja migran itu diizinkan  jadi pemukim tetap. Dari situ kemudian warga Jepang tersebut membentuk dirinya menjadi sebuah komunitas. Serbagai komunitas kemudian mereka memprakarsai aneka ragam fasllitas untuk menunjang kehidupan mereka seperti sekolah, bank, rumah sakit, rumah peribadatan dan media massa.

Yang kemudian jadi runyam, ternyata mereka membangun komunitas di Filipina bukan untuk berasimilasi secara budaya dengan masyarakat setempat, tapi malah berkeinginan mempertahankan tradisi kejepangannya. Membangun masyarakat Jepang secara eksklusif di Filipina. Bahkan mendirikan “Desa Jepang” di Davao.

Pesatnya komunitas Jepang di Filipina seiring dengan semakin meningkatnya investasi dan kegiatan bisnis Jepang di Filipina. Alhasil, situasi dan kondisi itu mengundang keresahan masyarakat setempat. Sehingga muncul inisiatif agar pemerintah AS yang masih mengendalikan kekuasaan di Filipina mengeluarkan undang-undang perlindungan ekonomi bagi warga Filipina asli.

Belum sempat undang undang itu diterbitkan, Jepang keburu mencetuskan Perang Asia Timur Raya, dan menginvasi secara militer hampir semua negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Filipina.

Apakah membanjirnya migrasi warga Cina ke Indonesia juga didasari kesadaran bakal pecahnya Perang terbatas antara AS versus Cina di Laut Cina Selatan yang notabene juga masuk kawasan Asia Tenggara? (*)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.