Sabtu, 27 April 24

Zidane Mundur Mendadak, Guncang Real Madrid

Zidane Mundur Mendadak, Guncang Real Madrid

Zidane secara mengejutkan mundur mendadak dari jabatannya pada Kamis (31/5), setelah mengantar timnya keluar sebagai juara di final, selagi kontraknya di Madrid masih tersisa untuk setahun lainnya.

Dia pergi sebagaimana dia tiba, dan sebagaimana pula dia menggunakan waktunya selama dua setengah tahun terakhir: dengan penuh martabat.

Keputusan Zinedine Zidane untuk mundur dari Real Madrid hanya lima hari setelah memimpin timnya merebut gelar Liga Champions ketiga berturut-turut membuat klub raksasa Spanyol itu gonjang ganjing.

Zidane menyampaikan keputusan itu dalam jumpa pers yang sangat terbuka pada hari Kamis (31/5) saat jam makan siang. Presiden Los Blancos, Florentino Perez, jelas terkesima, dan sekarang harus bekerja keras dan cepat untuk mencari dan memburu pengganti legenda Prancis itu.

Media Spanyol juga tak kurang terkejutnya. Mereka memberitakannya dengan nada terpana: sebuah artikel di situs internet Marca menyebut bahwa kabar itu “mengguncangkan ruang ganti (Real Madrid) bagaikan (ledakan) bom,” sementara El Mundo menyatakan “klub itu tidak yakin bahwa akan ada kapten yang lebih baik untuk kapal (Madrid) yang begitu menjelimet”.

BBC Sport memapar berbagai alasan perginya Zidane dan apa artinya bagi juara Eropa itu.

Apakah pengunduran dirinya mengejutkan?

Ya. Kabar itu jelas merupakan kejutan besar bagi Florentino Perez, yang hampir sepanjang konferensi pers itu duduk di samping Zidane dengan ekspresi kosong di wajahnya, seolah-olah dia kesulitan untuk mempercayai apa yang dia dengar.

Perez mengatakan bahwa Zidane hanya memberitahu keputusan itu kepadanya sehari sebelumnya, dan Zidane mengungkapkan bahwa satu-satunya pemain yang dia ajak bicara soal itu secara pribadi adalah kapten klub Sergio Ramos.

Zidane tak biasanya berbicara blak-blakan saat mengungkapkan alasannya untuk berhenti. Ia mengaku tidak bisa membayangkan dengan jelas bagaimana dia bisa terus membawa timnya dalam kemenangan di musim depan, dan berulang kali ia menyatakan keyakinannya bahwa tim itu membutuhkan “wacana baru.” Ia juga menggarisbawahi beratnya tekanan dan tuntutan terhadap pelatih di Real Madrid.

Dia tidak mengungkapkan kapan dia sampai pada kesimpulan bahwa dia harus pergi, tetapi ada beberapa petunjuk: ketika diminta untuk menyebutkan saat-saat terburuknya saat menangani Real, Zidane tidak ragu-ragu untuk menyebut saat tersingkirnya Real dari Copa del Rey akibat kalah dari Leganes, Januari lalu.

Dan pertanyaan terakhir yang dijawabnya -sebelum keluar ruangan diiringi tepuk tangan yang hangat dan meriah – adalah apakah memenangkan gelar Liga Champions ketiganya beberapa hari yang lalu meyakinkannya bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk pergi. Zidane tersenyum pahit, dan menjawab: “Mungkin. Mungkin, ya.”

Sejumlah nama beredar sebagai pengganti potensial untuk Zidane, dan kandidat yang paling digembar-gemborkan adalah Mauricio Pochettino.

Bos Tottenham itu diyakini merupakan pilihan pertama Perez, yang mengaguminya sejak pelatih asal Argentina itu melatih Espanyol, klub yang memiliki hubungan baik dengan Real. Perez juga sangat terkesan dengan penampilan Spurs ketika mereka saling berhadapan dalam Liga Champions musim ini.

Batu sandungannya adalah Pochettino baru saja menandatangani kontrak lima tahun baru dengan Spurs, dan ia mungkin enggan untuk melompat begitu cepat setelah berkomitmen pada klub – meskipun ada rumor bahwa kontrak barunya mencantumkan klausul yang memungkinkannya pergi jika Madrid memanggil. (bbc.com/indonesia)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.