Rabu, 23 Oktober 24

Yayasan 1001Buku Ingin Tandingi Unicef

Yayasan 1001Buku Ingin Tandingi Unicef

Jakarta, Obsessionnews – Berawal membentuk komunitas bacaan anak selama 12 tahun, kini memasuki usia 2 tahun dibawah naungan Yayasan 1001Buku. Taman bacaan anak yang telah menyebar 370 buah ditahun 2014, memiliki ide ketika melihat anak-anak lebih suka pergi bermain play station ketimbang membaca buku.

“Ini berawal karena keprihatinan yayasan melihat anak-anak yang cenderung bermain play station daripada buku,” ujar Ketua Yayasan 1001Buku Dwi Andani kepada Obsessionnews, Selasa (26/5/2015) di TIM, Jakarta seusai menerima donasi ribuan buku dan mainan, serta 2 unit mobil dari Datsun rising hope.

Dwi Andani berharap suatu hari nanti yayasan 1001Buku akan menjadi Litbang bacaan anak. Selama ini Litbang hanya diketahui melalui Unicef.

“Kita nanti kedepan ingin menjadi litbang untuk mengetahui minat baca anak sejauh mana. Jangan hanya dari Unicef, nanti akan lahir dari 1001Buku. Kita akan mengadakan penelitian,” tutur Dwi sembari tersenyum.

Hingga kini, Taman bacaan anak diikelola oleh masyarakat sekitarnya. Mereka yang ingin membuka cabang taman bacaan tanpa ada paksaan dari siapun yang berawal dari keinginan untuk menjadikan cerdas bangsa Indonesia. Tenaga murni dari volunteer (tenaga relawan) yang membantu seusai kerja maupun sekolah bagi yang mashi status pelajar.

“Ini murni volunteer, kita mengerjakan setelah kerja atau kuliah, dan mereka membentuk sendiri, memang keinginan mereka sendiri. Harus inisiasi oleh masyarakat sediri,” ungkapnya.

don1

Makanya, ketika menerima bantuan ribuan buku dan mainan beserta 2 unit mobil pustaka bacaan anak, Dwi merasa sangat senang karena ini pertama sekali mendapatkan mobil pustaka, akan menjadikan program ini melaju sesuai dengan apa yang dicita-citakan.

“Baru kali ini, salah satu cita-cita kita. Karena banyak daerah yang belum terjangkau, jadi dengan adanya mobil ini akan sangat bermanfaat,” imbuhnya.

Yayasan 1001Buku yang bermarkas pusat di Jalan Menara Air NO. 19 Manggarai ini akan melakukan keliling daerah yang termarjinalkan minimum satu bulan sekali. (Popi Rahim)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.