Senin, 29 April 24

Yakin Covid-19 Bukan Ancaman Lagi, PM Norwegia Hapus Masker dan Cabut Aturan

Yakin Covid-19 Bukan Ancaman Lagi, PM Norwegia Hapus Masker dan Cabut Aturan
* Norwegia bebas masker dan hapus jaga jarak. (Republic World)

Salah satu negara Skandinavia, Norwegia, segera menghapus kebijakan lockdown yang diterapkan saat pandemi serta mencabut aturan lainnya terkait Covid-19

Norwegia sudah menghentikan kebijakan lockdown tersebut sejak 1 Februari lalu. Meski begitu, wilayah kepulauan Arktik Svalbard menjadi pengecualian dengan masih menerapkan lockdown karena layanan kesehatan di sana yang masih terbatas.

Perdana Menteri (PM) Norwegia, Jonas Gahr Stoere mengatakan, hal itu disebabkan optimisme negaranya memandang bahwa Covid-19 varian Omicron yang tidak berbahaya serta layanan kesehatan yang akan tetap beroperasi dengan baik meski angka penularan tinggi.

“Kami menghapus hampir semua tindakan pencegahan virus corona. Pandemi virus corona tidak lagi menjadi ancaman kesehatan utama bagi sebagian besar dari kita. Virus omicron menyebabkan penyakit yang jauh lebih ringan dan kita terlindungi dengan baik oleh vaksin,” kata PM Jonas dikutip dari Reuters, Minggu (13/2/2022).

Dengan adanya kebijakan tersebut, masyarakat Norwegia tidak lagi harus menjaga jarak dan tak perlu memakai masker di tempat umum. Kebijakan tersebut juga membuat klub malam dan tempat hiburan lain yang terkena dampak pandemi sebelumnya dapat melanjutkan bisnis mereka secara penuh.

Selain itu, seseorang yang terjangkit virus tidak diwajibkan isolasi diri. Mereka hanya perlu tinggal di rumah selama empat hari.

Pelancong yang hendak ke Norwegia juga tidak perlu lagi mendaftarkan kedatangan mereka sebelumnya. Ini karena pemerintah Norwegia juga telah menghapus persyaratan untuk bukti tes negatif Covid-19 sebelum keberangkatan untuk beberapa pengunjung, seperti orang yang tidak divaksinasi.

Sementara itu, beberapa negara di dunia juga mulai mencabut pembatasan Covid-19 untuk membendung varian Omicron. Langkah tersebut dilakukan dengan klaim kasus yang sudah melalui puncak dan angka vaksinasi, termasuk booster, cukup tinggi.

Kebanyakan dari negara-negara ini berada di Eropa. Pelonggaran, termasuk tak memakai masker di luar ruangan, aturan berkumpul hingga jam normal bagi beberapa sektor, bahkan sudah dilakukan sejak akhir Januari 2022 lalu.

Inggris, Irlandia, Belanda, Finlandia, Denmark, Prancis, Norwegia, Italia, dan Swedia merupakan negara-negara di Eropa yang melakukan pencabutan aturan pembatasan. Namun pencabutan ini dilakukan saat lonjakan kasus infeksi Omicron sedang tinggi di masing-masing negara.

Baca: Good Bye Masker! PM Norwegia Yakin Corona Bukan Ancaman Lagi
Tidak hanya di Eropa, negara-negara di Asia juga berencana mengikuti ‘tren’ yang ada. Pelonggaran Covid-19 setidaknya dilakukan oleh dua tetangga RI, yakni Malaysia dan Filipina.

Di Malaysia, pemerintah akan menyiapkan skema kedatangan turis tanpa karantina mulai 1 Maret mendatang. Hal ini disampaikan langsung oleh Dewan Pemulihan Nasional (NRC) pada awal pekan ini.

Sementara itu, Filipina juga membuka pintu masuk untuk turis asing sejak Kamis. Ini adalah upaya menyelamatkan ekonomi, pariwisata dan industri setelah hampir dua tahun.

Pelancong asing dari 157 negara dengan pengaturan bebas visa dengan Filipina bisa masuk ke negeri itu. Namun mereka harus sepenuhnya divaksinasi Covid-19 dan dites negatif corona.

Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) meminta langkah-langkah pelonggaran harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati. Apalagi faktanya, di banyak negara, masih banyak individu yang belum mendapat vaksin dan menjadi rentan.

“Kami mendesak agar berhati-hati karena banyak negara belum melewati puncak Omicron. Banyak negara memiliki tingkat cakupan vaksinasi yang rendah dengan individu yang sangat rentan dalam populasi mereka,” kata Pemimpin Teknis WHO Maria Van Kerkhove dalam briefing online, pekan lalu.

“Jadi sekarang bukan saatnya untuk melonggarkan semuanya sekaligus. Kami selalu mengimbau, selalu sangat berhati-hati, dalam menerapkan intervensi serta mencabut intervensi tersebut secara perlahan, selangkah demi selangkah. Karena virus ini cukup dinamis.” (CNBCIndonesia/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.