Jumat, 26 April 24

WPF ke-7 di Jakarta akan Promosikan Pancasila

WPF ke-7 di Jakarta akan Promosikan Pancasila
* Secara khusus pada WPF ke-7 ini mengundang kepala negara atau mantan kepala negara dan penerima nobel perdamaian. (Dok: UKP-DKAAP)

Jakarta, Obsessionnews.com – World Peace Forum (WPF) ke-7 mengusung semangat one humanity, one destiny, one responsibility, para pemimpin agama, pembuat kebijakan, intelektual, politisi, dan aktivis dari berbagai latar belakang dan kebangsaan.

 

Ini akan melibatkan dialog produktif berkomitmen untuk menciptakan dunia yang lebih aman dan lebih damai bagi seluruh umat manusia.

 

Secara khusus pada WPF ke-7 ini mengundang  kepala negara atau mantan kepala negara dan penerima nobel perdamaian. Seperti Perdana Menteri Malaysia Dr Mahathir Muhammad, mantan PM Australia Kevin Ruds, juga mantan PM Selandia Baru, Ms Helen Klark. Total peserta dari dalam dan luar negeri sekitar 250 peserta.

 

Kegiatan dua tahunan yang akan dibuka oleh Presiden RI Joko WIdodo ini diselenggarakan pada 14-16 Agustus 2018 di Jakarta. Ini merupakan ajang pertemuan diantara para pencipta perdamaian peace maker di dunia, baik dari kalangan tokoh agama, kalangan intelektual, pengusaha, dan pembuat kebijakan.

 

Utusan Khusus Presiden untuk Dialog Kerjasama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Prof Din Syamsuddin mengatakan, pemerintah RI juga berobsesi ingin ikut menanggulangi proses perdamaian.

 

“Karena penilaian kita, peradaban dunia ini terjebak pada ekstremitas, terutama liberalisme yang absolut, yang mengejawantah dalam berbagai aspek kehidupan, politik, budaya, ekonomi. Kita punya Pancasila, revitalisasi Pancasila kita lakukan sebagai jalan tengah, termasuk UUD 1945. Inilah hasrat kita Indonesia ingin promosikan Pancasila sebagai jalan tengah, sekiranya menjadi pertimbangan dari masyarakat internasional dalam menanggulangi krisis peradaban dewasa ini,” ungkap Din.

 

Selain itu, sesi pembicaraan nanti khusus membicarakan wawasan jalan tengah dari tokoh-tokoh agama, dari tokoh Islam  membawakan Islam wasathiyah, juga tentu tokoh Hindu, Budha dan lain-lain membicarakan jalan tengah  dari perspektif agama masing masing.

 

Sementara itu Ketua Yasasan Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC) Prof Didiek Rachbini menekankan pentingnya tema besar jalan tengah ini untuk diangkat bagi kepentingan kebangsaan.

 

“Jalan ekstrim ke kiri atau ke kanan terbukti telah menimbulkan korban kemanusiaan besar, seperti terjadi di berbagai negara,” jelasnya.

 

Sedangan Ketua Panitia WPF  Dr. Muhammad Najib melihat populisme yang melanda dunia yang dipicu dan dipacu oleh masifnya penggunaan media sosial yang telah melahirkan berbagai sentimen primordial yang di Indonesia dikenal dengan akronim SARA. Berbagai sentimen yang timbul bermuara pada ekstremisme, khususnya dalam beragama dan berpolitik. Tindakan-tindakan ekstrem hanya akan menimbulkan masalah baik jangka pendek maupun jangka panjang.

 

Lebih lanjut ia menggarisbawahi perlunya upaya bersama meredam dan mencegahnya. Tema Midle Path yang dipilih kali ini adalah sebagai bentuk upaya untuk itu, yang dalam Islam memiliki makna serupa yaitu Islam Wasatiah, atau Islam jalan tengah.

 

Istilah Midle Path dipilih dengan harapan bisa menjadi common platform dari berbagai peserta yang memiliki latar belakang agama yang berbeda, sistem politik yang berbeda, budaya yang berbeda, dan perbedaan-perbedaan lain.

 

“Semoga inisiatif Indonesia ini akan membuat dunia kita kedepan lebih aman, lebih damai, dan lebih makmur dengan menurunnya berbagai kekerasan yg ditimbulkan akibat meningkatnya ekstemisme,” jelas Najib. (Popi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.