Rabu, 8 Mei 24

Wow! Presiden Filipina Hentikan Latihan Bersama dengan Amerika

Wow! Presiden Filipina Hentikan Latihan Bersama dengan Amerika
* Presiden Rodrigo Duterte mengatakan ingin mengurangi ketergantungan atas Amerika Serikat. (BBC)

Davao – Filipina mengatakan secara resmi sudah menyampaikan kepada Amerika Serikat akan menunda untuk sementara waktu latihan militer bersama di Laut Cina Selatan.

Langkah ini merupakan perubahan besar dalam hubungan kedua negara, yang semakin membaik sampai terpilihnya Presiden Rodrigo Duterte, Mei 2016.

Presiden Duterte mengatakan ingin mengurangi ketergantungan atas Amerika Serikat dan dalam beberapa insiden menghina Presiden Barack Obama karena Washington mengecam kebijakannya untuk membunuh para pengedar narkotika tanpa jalur hukum.

”Tahun ini akan menjadi yang terakhir,” kata Presiden Duterte, Jumat 7 Oktober, tentang latihan militer yang melibatkan Amerika Serikat. Hal itu disampaikannya ketika tentara Filipina dan Amerika Serikat sedang menggelar latihan bersama di Davao, Filipina selatan.

”Selama saya di sini, jangan perlakukan saya seperti keset kaki karena Anda akan menyesalkannya. Saya tidak akan berbicara dengan Anda. Saya selalu bisa pergi ke Cina,” tegasnya seperti dikutip kantor berita AP.

Dia juga dilaporkan ingin menghentikan 28 latihan militer bersama dengan Amerika Serikat setiap tahunnya.

Menteri Pertahanan, Delfin Lorenzana, juga mengatakan bahwa 107 tentara AS -yang terlibat dalam pengamatan dengan pesawat tak berawak atas militan Islam- akan diminta meninggalkan kawasan Filipina Selatan, begitu Filipina memiliki kemampuan itu di masa depan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Filipina, Perfecto Yasay, sempat membuat pernyataan negaranya tetap akan menghormati kewajiban-kewajibannya sebagaimana dicantumkan dalam traktat pertahanan dengan Amerika Serikat

Kebijakan Presiden Duterte dalam memberantas narkotika sudah menyebabkan 3.600 orang tewas, baik dibunuh oleh aparat keamanan maupun oleh kelompok sipil bersenjata.

Sejumlah negara Barat dan kelompok pegiat hak asasi mengecam kebijakan itu, namun Presiden Duterte hingga saat ini tidak bergeming dalam mewujudkan janji kampanyenya tersebut. (bbc.com)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.