Senin, 29 April 24

Wow! Penjahit Filipina Ubah Plastik Jadi Gaun

Wow! Penjahit Filipina Ubah Plastik Jadi Gaun
* Buenviaje memajang gaun dari karung beras dan plastik bekas, di tokonya. (RTR/VOA)

Kepedulian pada lingkungan mendorong seorang penjahit Filipina memanfaatkan bahan-bahan yang sering dianggap sampah. Ia percaya, mengenakan pakaian yang berbahan utama sampah tidak hanya bisa menghemat pengeluaran tapi juga tampil modis.

Bagi Lenora Buenviaje, koran, majalah, bungkus plastik dan karung beras adalah sumber utama kreasinya di dunia mode selama tujuh tahun terakhir.

Dengan menggunakan mesin jahit konvensional yang dioperasikan dengan kaki, penjahit sekaligus perancang busana berusia 51 tahun ini mampu mengubah materi-materi yang sering diabaikan itu menjadi rok, atasan, dan gaun yang inovatif sekaligus menarik untuk dikenakan.

“Ini adalah bubble wrap bekas kemasan. Saya bisa manfaatkan ini untuk membuat gaun. Yang ini agak lebar, saya bisa menggunakan ini untuk bagian atas gaun pesta. Bubble wrap ini desainnya bagus, terutama yang hitam dan putih. Saya suka yang putih karena bisa digunakan untuk membuat gaun yang cantik atau gaun pengantin,” paparnya.

Buenviaje mengatakan, karya-karyanya ini semata bukan untuk kepentingannya berkreasi, tapi lebih karena kepeduliannya pada lingkungan.

“Ada baiknya menggunakan bahan daur ulang karena biayanya murah, yang sebenarnya Anda keluarkan hanyalah ongkos tenaga kerja. Ini tahan lama, penuh warna, dan menyelamatkan lingkungan pada saat yang sama,” tambahnya.

Lalaine Alcade, pelanggan Buenviaje, menyukai pandangan perancang busana itu. “Penting bagi kita untuk mendaur ulang atau memanfaatkan bahan-bahan bekas agar kita dapat membantu bumi kita. Kita bisa mengurangi sampah yang kita buang dan juga berkreasi,” komentarnya.

Bahan daur ulang yang digunakan untuk setiap gaun akan tergantung pada permintaan kliennya, kata Buenviaje. Karyanya dijual seharga $30 hingga $50 per potong dan digunakan untuk pameran, pernikahan, dan bahkan kompetisi.

Buenviaje mengatakan hasil karyanya yang memanfaatkan bahan daur ulang sangat menarik perhatian, terutama di acara-acara fesyen setempat.

“Pakaian dan gaun yang kami buat digunakan dalam berbagai acara kompetisi, termasuk kontes kecantikan. Saya senang setiap kali karya saya menang. Desainnya sederhana tetapi berhasil menang,” jelasnya.

Buenviaje berharap peragaan busana dan kompetisi bisa berlangsung kembali seperti sebelum pandemi. Ia berambisi menggelar acara mode untuk memamerkan karya-karyanya dan menginspirasi banyak orang untuk membuat pakaian dari bahan daur ulang biasa. (VOA Indonesia/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.