Waspada!! Ini Penyebab Anak Kecanduan Pornografi

Waspada!! Ini Penyebab Anak Kecanduan Pornografi
Jakarta, Obsessionnews.com  - Psikolog sekaligus Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati Elly Risman mengemukakan hasil riset yang dilakukan Donal Hilton tentang kerusakan otak akibat kecanduan pornografi sama dengan kerusakan otak akibat benturan kecelakaan. Hasil riset ahli bedah otak asal Amerika Serikat itu menunjukan fakta pecandu narkoba otaknya akan rusak pada tiga bagian. Sedangkan pecandu pornografi, lebih dahsyat lagi, lima bagian otaknya akan rusak yaitu bagian lobus frontal, gyrus insula, nucleus accumbens putamen, cingulated dan cerebellum. Selain mengutip hasil riset Donal Hilton, alumni Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu juga memaparkan hasil riset yang dilakukannya di Indonesia dengan melibatkan 30 partisipan anak terdiri dari 15 anak kecanduan (adiksi) pornografi dan 15 anak tidak kecanduan (non adiksi) pornografi. Hasilnya, anak yang adiksi pornografi mengalami kerusakan pada Pre Fontral Cortecx (PFC). Padahal PFC merupakan direkturnya otak yang mengarahkan manusia, sebagai pusat nilai, moral, tempat merencanakan masa depan, tempat mengatur manajemen diri, tempat menentukan jadi apa seorang anak nantinya. Penjelasan itu disampaikan perempuan yang konsen di bidang parenting itu pada Rapat Koordinasi Nasional Tim Cyber Anti Narkoba, Pornografi dan Radikalisme Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI di Take’s Mansion Hotel di Jakarta, Kamis (1/11/2018). “Kementerian Agama itu instansi yang mengurus soal agama, menjaga moralitas bangsa jadi wajib turut memerangi bahaya pornografi yang kian marak,” ujar Elly dalam siaran pers Bimas Islam, Jumat (2/11). Di hadapan 80 peserta Rakornas perwakilan 34 provinsi se Indonesia itu, perempuan yang sudah 20 tahun menjadi pegiat anti pornografi itu menjelaskan proses kecanduan pornografi pada anak mulai dari tidak sengaja melihat pornografi melalui gadget, HP atau televisi. Kemudian gambar visual pornografi itu, lanjut Elly, akan dikirim ke otak bagian belakang yang disebut respondent. Karena respondent belum berfungsi maka si anak akan kaget. “Kalau respondent itu tersenggol, dia akan mengeluarkan hormon yang namanya dopamin. Dopamin itu akan mengeluarkan zat yang akan membuat anak kecanduan (adiksi) dan merasa senang,” ungkapnya. Apa saja akibat dari kecanduan pornografi? Candu pornografilah yang membuat anak menjadi disensitifisasi atau tidak peka lagi. Sehingga candu pornografi terus meningkat. Karena itu gambar porno yang akan dilihat harus lebih menantang dari gambar sebelumnya dan akhirnya mempraktekannya. “Saat gambar-gambar porno sering melewati PFC tadi, maka PFC akan kebanjiran dopamin, sehingga menyebabkan hypo frontal syndrom dan menyebabkan braking system si anak rusak. Jika ini yang terjadi maka bapak ibu tidak bisa lagi mengerem anak-anaknya untuk tidak melihat pornografi karena rem mereka sudah rusak,” ucapnya. Anak yang kecanduan pornografi lanjut Elly, berdasarkan uji kognitif, uji mesin Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan volumentasi akan menyebabkan anak memiliki tingkat perhatian, motivasi, kendali diri, prioritas dan konsentrasi belajar yang rendah. Selain itu juga akan menyebabkan penyusutan otak bagian depan sebanyak 4,4 persen serta memiliki kecenderungan penurunan daya ingat mereka. Anak yang adiksi pornografi berdasarkan hasil riset yang melibatkan 30 partisipan itu, lebih cenderung melakukan hal-hal negatif seperti seperti berpegangan tangan dengan lawan jenis, berangkulan, berpelukan, berciuman hingga melakukan hubungan layaknya suami istri baik dengan lawan jenis atau sesama jenis. Lalu apa strategi membentengi anak-anak agar tidak terpapar pornografi? Menurut Elly Risman adalah dengan meningkatkan kualitas pengasuhan orang tua baik ayah maupun ibu, kemudian menciptakan hubungan yang hangat dengan anak-anak serta kontrol kedua orangtua terhadap pergaulan anak. “Orangtua juga harus mengajarkan sekaligus mencontohkan cara menjaga pandangan, melatih anak untuk berfikir, memilih, dan membuat keputusan agar anak memiliki kontrol diri dan mendampingi anak saat main gadgetnya,” ucapnya seraya mengatakan waktu maksimal anak bermain gadget adalah dibawah 15 jam seminggu. Lebih lanjut, Elly mengajak aparatur Kementerian Agama turut membantu memerangi penyebaran pornografi yang kini menyasar dunia anak. “Kementerian Agama itu instansi yang mengurus soal agama, menjaga moralitas bangsa jadi wajib turut memerangi bahaya pornografi yang kian marak,” ucapnya. (Vina)