Minggu, 19 Mei 24

Wamenlu: Kawasan Asean Tidak Boleh ada Nuklir

Wamenlu: Kawasan Asean Tidak Boleh ada Nuklir
Jakarta, Obsessionnews – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) AM. Fachir menjelaskan banyak hal mengenai sejarah berdirinya ASEAN. Organisasi yang berdiri tahun 1967 ini punya tujuan peningkatan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta menjaga perdamaian di tingkat regional
Demikian dijelaskan AM. Fachir p‎ada saat membuka acara Pertemuan Nasional Relawan Komunitas Peduli ASEAN, yang diselenggarakan di Gedung Nusantara Kementerian Luar Negeri, Sabtu (30/4/2016) Acara ini dihadiri 300 relawan dari berbagai daerah di Indonesia.
Fachir mengatakan, ASEAN dibentuk karena ada rasa kepedulian bersama antar anggota tentang pentingnya pertumbuhan ekonomi, kemajuan pendidikan dan perdamaian internasional. ‎Lima Negara pendiri ASEAN, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand.
“Kita ingin membentuk kawasan yang stabil dan sejahtera. Karena pada waktu antar negara masih ada konflik, masih ada negara-negara ASEAN yang belum merdeka,” katanya.
Indonesia sebagai insiator dibentuknya ASEAN, punya peran penting untuk memajukan negara anggotanya. Terbukti tahun 1967 Indonesia langsung menjadi tua rumah pertama Konfrensi Tingkat Tinggi ASEAN.
“Kita berani menjadi tuan rumah karena kita adalah negara besar. Sepuluh tahun merdeka, kita sudah berani melakukan itu. ‎Karena apa, karena ini bagian dari amanat konstitusi,” jelasnya.
Dalam konstitusi itu mengamanatkan, peran Indonesia menjaga perdamaian dunia, dan menjunjung tinggi keadilan sosial dan ekonomi. Indonesia menginginkan tidak ada lagi penjajahan di atas muka bumi.
“Kita sampaikan pada waktu ‎ngapain kita konflik. Kalau negara konflik terus, rakyat tidak akan sejahtera,” tuturnya.
Oleh sebab itu, Fachir menyampaikan, untuk bergabung menjadi negara ASEAN syaratnya bukan hanya persoalan ekonomi. Tapi syarat utama negara tersebut harus stabil dan damai. Karena organisasi ini menginginkan sebuah negara yang aman, damai dan netral.
“Kita juga sepakat dikawasan negara-negara ASEAN tidak boleh ada Nukril. Atau kawasan yang bebas Nukril di Asia Tenggara” jelasnya.
Adapun menyangkut  kegiatan ini, AM. Fachir mengapresiasi gagasan anak-anak muda yang tergabung dalam Komunitas Relawan Peduli ASEAN. Diharapkan kegiatan ini bisa menjadikan tonggak sejarah baru kebangkitan Indonesia ditengah negara-negara ASEAN. Sebab, saat ini sudah memasuki era pasar bebas.
“Acara ini menjadi penting, karena yang menjadi motor penggeraknya adalah pemuda. Indonesia sebagai negara yang besar, harusnya kontribusi untuk ASEAN juga jauh lebih besar,” tegasnya.(Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.