Jakarta, Obsessionnews – Pekerjaan sebagai tukang parkir di Jakarta ternyata tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam sebulan seorang tukang parkir liar yang beroperasi di kompleks Gedung DPRD DKI Jakarta mampu mengantongi uang belasan juta rupiah.
Besaran uang parkir yang ditarik berkisar Rp 2.000 per motor dan Rp 5.000 per mobil. Lokasi parkir motor di Kompleks Gedung DPRD DKI terletak di lantai dasar (basement floor). Sementara itu, parkir mobil terletak di area yang sama yakni di lantai 1-3.
Keberadaan tukang parkir liar di kompleks Gedung DPRD DKI Jakarta itu menjadi perhatian Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab dipanggil Ahok. Ahok mendapat info dari stafnya, ada pegawai negeri sipil (PNS) DKI Jakarta yang merekrut juru parkir liar di kompleks Gedung DPRD DKI Jakarta.
Ahok mengaku sudah menemukan dan mengantongi nama PNS yang melakukan pungutan liar dengan modus menerapakan uang parkir kepada PNS, anggota DPRD, dan tamu yang datang ke Gedung DPRD DKI Jakarta. Ahok kemudian menginstruksikan kepada Kepala Biro Umum Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta Agustinus Darmawan untuk menyelidiki keberadaan tukang parkir liar tersebut..
“Saya sudah melalukan inspeksi mendadak (sidak) ketika mendapat BBM dari Pak Gubernur,” kata Agustinus, Selasa (2/9/2015).
Dalam sidak tersebut, Agus memanggil tukang parkir untuk dimintai penjelasan. Seorang tukang parkir yang diinterogasi oleh Biro Umum mengaku mampu mengumpulkan belasan juta setiap bulan.
“Mereka mengaku pendapatannya dalam sehari dari parkir motor sebesar Rp 750 ribu dan pendapatan dari parkir mobil sebesar Rp 150 ribu. Uang tersebut dikumpulkan lalu dibagikan kepada sembilan orang juru parkir,” tuturnya.
Agustinus belum tahu apakah uang tersebut hanya dibagikan ke juru parkir atau ada setoran langsung ke PNS Pemprov DKI.
“Itu kewenangan Sekertaris DPRD. Nanti dia yang akan menindaklanjuti pengelolaan parkir,” ujarnya. (bi/arh)
