Jumat, 26 April 24

Terjebak oleh Pencitraan Sendiri

Oleh: Setiawan Budi

Kata istana bapak presiden membayar sendiri biaya perjalanan keluarganya. Pihak istana memberikan klarifikasi atas pemberitaan bahwa Jokowi menggunakan anggaran negara untuk keluarga besarnya saat kunjungan kenegaraan ke Jerman dan Turki.

Sebagai seorang yang selalu membicarakan Jokowi… sedikit pun saya gak mempermasalahkan keluarga Jokowi naik Gatotkaca RI 1. Saya hanya ingin mencocokkan perkataan Jokowi tentang efisiensi yang ia banggakan dan yang disanjung pendukung Jokowi.

Kalau memang memakai biaya pribadi, kenapa Jokowi tidak mempersilakan anggota keluarganya naik pesawat komersil dengan layanan first class dan kemudian bertemu di Turki atau Jerman. Palingan, satu orang habis 50-100 juta buat pesawat.

Kenapa juga harus MENUMPANG Gatotkaca? Bahasa menumpang itu artinya, ada keinginan GRATIS atas tumpangan yang dia pakai. Ketika anggota keluarga Jokowi menumpang di sana tanpa ada kepentingan sedikit pun dengan urusan negara, di situlah pertanyaan muncul.

Kalau keluarga Jokowi menggunakan Garuda Indonesia atau Qatar air dalam perjalannya, mungkin kita akan fine2 aja dan tepok tangan atas keterangan Seskab istana. Beda saat mereka NUMPANG Gatot kaca, trus Seskab bicara bayar sendiri. Ini mekanisme pembayaran pribadinya kemana? Sistim rembusement kah atau potong gaji? Dan siapa yang membuat kalkulasi biaya pesawat Gatotkaca itu?

Sudahlah, akui saja kalau kejadian ini adalah kesalahan yang memang tidak bisa disembunyikan lagi. Jabatan presiden itu melekat pada Jokowi selama 24 jam, pengamanan juga demikian baik pada diri presiden maupun pada anggota keluarganya . Kalau presiden boleh membawa keluarga bepergian kenapa juga harus ada PEMBELAAN DIRI MEMBAYAR SENDIRI..?

Soeharto, SBY dan Soekarno bisa membawa keluarga mereka tanpa ada yang nyinyir karena pada awal mereka menjabat tidak ada koar-koar hidup sederhana dengan efisiensi dan juga keluarkan aturan pejabat publik lakukan perjalanan dinas tidak boleh rombongan besar. Walupun konteks kunjungan SBY dan Soeharto bukanlah acara resmi kenegaraan dimana ada pertemuan dengan pimpinan negara yang dituju.

Soeharto dalam masa berobat ke Jerman, logikanya ada keluarga yang menemani berobat, itu wajar toh. SBY dalam rangka menerima penghargaan di london, dimana disana ada sesi foto bersama keluarga. Lazimnya sebuah prestasi, maka ada orang dekat menemani. Seperti wisuda sarjana, ada keluarga yang datang menemani. Wajar toh..?

Jokowi bertemu Erdogan dan juga hadiri KTT G-20, urgensinya membawa anak balita dan vlogger macam Kaesang serta pembuat martabak dalam acara itu apaan..?

Apakah martabak gibran mendapatkan job katering disana? Apakah Kaesang akan memberikan materi pada anak-anak presiden negara G-20, dengan tema
“bagaimana memanfaatkan NDESO-nya bapakmu untuk mendapatkan pundi2 baru..”

Karena ada ulasan yang menyebutkan pendapatan Kaesang melalui vlog-nya bisa mencapai milyaran pertahun. Kalau di bandingkan dengan anak presiden lainnya, pencapaian Kaesang ini fantastis karena hanya modal #BIBIR dan #GIGI. Mungkin ia diundang untuk berbagi pengalamannya pada anak-anak pemimpin dunia G-20, itu juga kalau kedatangan anak2 pemimpin dunia dibiayai sendiri oleh bapaknya.

Mulai sekarang, jangan lagi bicara hidup sederhana. Sebagai kepala negara, segala kegiatan itu akan jadi perhatian dan sorotan juga akan jadi teladan bagi rakyatnya. Silahkan saja hidup mewah, karena sebagai presiden fasilitas no. 1 pasti diberikan. Kalau mau hidup sederhana, maka komitlah dengan ucapan. Tahan selera selama 5 tahun ini, kalau memang gak nahan..minimal bisa sembunyikan kemewahan itu dari masyarakat Indonesia yang sudah NYATA hidup PRIHATIN-nya.

Untuk manusia LUGU (Lucu dan Dungu) Sanji Ono di bawah ini, dia bilang istri Erdogan beli tas 100juta akan diminta kuitansi juga.

Bini Erdogan mo beli bapak die juga kita gak akan ribut, kagak ada urusan sama Erdogan atau ES DEGAN sekalipun. Karena Erdogan gak ada PUNGUT PAJAK dari masyarakat Indonesia.

Dukung boleh… DUNGU jangan. Saat lapar dia TOLOL, pas kenyang… minta mampus BEGOK-nya. (***)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.