Jumat, 26 April 24

Kata Staf Khusus Presiden, Kerusuhan di Tolikara Lantaran Speaker Masjid

Kata Staf Khusus Presiden, Kerusuhan di Tolikara Lantaran Speaker Masjid

Jakarta, Obsessionnews – Staf Khusus Presiden, Lenis Kagoya melansir kronologis sementara insiden kerusuhan di Tolikara, yang dia dapat dari sejumlah sumber. Dia membenarkan insiden Tolikara diawali permasalahan pengeras suara atau speaker di Masjid yang sedang kutbah Sholat Idul Fitri, Jumat, 17 Juli 2015. (Baca juga: Polisi Sudah Kantongi Pelaku Kerusuhan di Tolikora)

Suara pengeras suara itu dianggap menganggu oleh pemuda gereja yang juga sedang mengadakan pertemuan tahunan. “Pemuda Gereja Injili di Indonesia (GIDI) sedang ada Kongres, lokasinya berdekatan dengan musala yang menggunakan pengeras suara,” kata Lenis kepada wartawan di Gedung Sekretariat Negara, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Sabtu (18/7/2015). (Baca juga: Pagdam: Tak Benar Ada Pembakaran Mesjid di Tolikora)

Karena merasa terganggu dengan suara itu, kata Lenis, pemuda gereja mendatangi musala untuk berdialog. Tapi, tak ada titik temu antarkeduanya. Sehingga, terjadilah insiden pembakaran. (baca juga:Irgan Kecam Serangan Terhadap Umat Islam di Tolikora)

Lantaran hal itu, Lenis mempertanyakan posisi pemerintah daerah. Sebab, kata Lenis, pemerintah daerah punya peran dengan memberikan izin gereja melaksanakan kongres yang bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. (Baca juga: Kasus Papua, Parmusi Minta Muslim Menahan Diri)

Kerusuhan di Tolokara, Papua, Jumat (17/7)
Kerusuhan di Tolokara, Papua, Jumat (17/7)

“Agenda nasional itu penentuannya harus dipertanyakan dan dapat izin dari pemerintah daerah dan pihak kepolisian setempat. Di sini yang perlu dipertanyakan. Apakah tak pernah dibicarakan sebelumnya soal tanggal di kalender ini?,” ungkap dia.

Menurut Lenis, sejak jauh hari, pemerintah daerah seharusnya melakukan mediasi antartokoh agama setempat. Sebab, diketahui antara tanggal 17 dan 18 merupakan hari besar umat muslim di Indonesia.

“Sepertinya tidak ada koordinasi yang baik. Seharusnya itu gereja dan tokoh agama duduk bersama difasilitasi oleh pemerintah daerah supaya tak jadi masalah,” jelas dia.

Untuk memperjelas duduk masalah ini, Lenis juga berencana akan terbang langsung ke Papua pada 29 Juli 2015.

Kerusuhan di Kabupaten Tolikara terjadi Jumat pagi. Insiden diduga disebabkan salah paham karena pengeras suara. Pada saat bersamaan di daerah tersebut berlangsung dua acara yang digelar oleh dua umat agama yang berbeda. Ada acara perayaan Idul Fitri dan pertemuan pemuka masyarakat gereja. (MTV)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.