Hizbullah Lebanon mengeluarkan sebuah statemen untuk menanggapi tanggal pemindahan Kedutaan AS ke al-Quds, dan mendesak langkah efektif negara-negara Arab dan Muslim serta orang-orang merdeka di dunia untuk menentang keputusan itu.
Departemen Luar Negeri AS pada Jumat lalu mengumumkan bahwa Kedutaan AS akan dipindahkan ke al-Quds pada 14 Mei 2018.
“Keputusan pemindahan Kedutaan AS ke al-Quds pada pertengahan Mei 2018 adalah untuk menyempurnakan tindakan yang sudah dimulai oleh Presiden Donald Trump. Hizbullah menganggap tindakan ini sebagai kelanjutan dari yahudisasi Quds dan langkah untuk melupakan isu Palestina,” kata pernyataan Hizbullah seperti dikutip IRNA.
Hizbullah menegaskan bahwa perlawanan dan intifadah adalah satu-satunya jalan untuk merebut kembali wilayah pendudukan Palestina.
“Keterlibatan resmi beberapa negara Arab telah mendorong Amerika untuk memutuskan pemindahaan kedutaannya ke al-Quds dan mempercepat prosesnya,” tambahnya.
Hizbullah menandaskan keputusan AS telah mengabaikan dunia Arab dan semua negara Muslim serta masyarakat internasional, dan mendesak respon tegas terhadap langkah kontroversial tersebut.
Trump pada 6 Desember 2017 mengumumkan bahwa AS mengakui al-Quds sebagai ibukota rezim Zionis Israel, terlepas dari penentangan luas di tingkat regional dan global.
Al-Quds telah diduduki oleh Israel sejak tahun 1967. (ParsToday)
