Transjakarta Siapkan 3 Halte Percontohan 2026, Hasil Karya Sayembara Desain Halte BRT

Obsessionnews.com —PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menegaskan komitmennya untuk mempercantik wajah ibu kota melalui desain halte yang lebih humanis, modern, dan berkarakter budaya. Komitmen tersebut diwujudkan melalui ajang Transjakarta BRT Station Design Competition, yang digelar di Halte Tosari, Jakarta, Minggu (26/10/2025).
Ajang sayembara ini menjadi langkah strategis Transjakarta dalam menciptakan desain halte masa depan yang tidak hanya berfungsi sebagai titik naik dan turun penumpang, tetapi juga sebagai ruang publik yang hidup dan inklusif. “Halte bukan sekadar tempat menunggu bus. Kami ingin menjadikannya ruang interaksi, kebersamaan, dan kebanggaan warga Jakarta,”ujar Direktur Utama Transjakarta, Welfizon Yuza, dalam sambutannya.
Sayembara yang diikuti oleh 221 tim mahasiswa dari seluruh Indonesia ini menghasilkan 63 karya desain, kemudian diseleksi menjadi 30 besar, hingga akhirnya 9 finalis terpilih untuk tahap akhir. Tiga desain terbaik diumumkan langsung dalam acara ini, dengan kehadiran Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati, didampingi Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo, serta jajaran direksi Transjakarta.
Menurut Welfizon, ide-ide terbaik dari sayembara ini akan diwujudkan secara nyata pada tahun 2026. Tiga halte: Taman Sari, Mampang, dan Lebak Bulus , akan menjadi proyek percontohan (pilot project) bagi wajah baru halte Transjakarta yang lebih estetis, fungsional, dan ramah lingkungan.
“Desain hasil sayembara ini bukan berhenti pada ide, tetapi menjadi pijakan untuk mewujudkan halte-halte masa depan yang lebih inklusif dan berkarakter Betawi,”jelasnya.

Ketiga halte tersebut dipilih karena mewakili karakteristik berbeda: halte ujung, halte transit, dan halte antar. Pendekatan ini akan menjadi standar desain baru bagi seluruh halte Transjakarta ke depan. “Mampang, misalnya, menjadi tantangan tersendiri karena ruangnya sempit. Tapi di situlah inovasi muncul, bagaimana menghadirkan layanan maksimal di ruang terbatas,”tambah Welfizon.
Menariknya, pembangunan halte-halte baru ini akan melibatkan skema kreatif financing dengan kolaborasi sektor swasta. Transjakarta saat ini tengah menggandeng Paragon Corp untuk revitalisasi Halte Swadharma melalui model naming rights yakni kerja sama yang tidak hanya bersifat komersial, tetapi juga mendukung keberlanjutan. “Konsep ini menunjukkan bahwa pembangunan kota global harus dilakukan secara kolaboratif, tidak hanya mengandalkan fiskal pemerintah,”katanya.
Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta, Suharini Eliawati, mengapresiasi langkah Transjakarta yang melibatkan generasi muda dan perguruan tinggi. “Langkah kecil hari ini akan menjadi lompatan besar bagi Jakarta. Desain halte bukan hanya infrastruktur, tetapi bagian dari pertumbuhan ekonomi kreatif dan budaya kota,”ujarnya.

Acara ini juga dirangkai dengan talkshow bertema “Merancang Halte Transjakarta: Dari Warga untuk Kota, dari Visi jadi Aksi”, serta dilanjutkan dengan Tosari Fashion Week 2025, hasil kolaborasi antara Transjakarta dan komunitas kreatif. Kolaborasi ini menegaskan bahwa Transjakarta tidak hanya membangun transportasi publik, tetapi juga menjadi platform urban culture yang menghubungkan warisan budaya dengan gaya hidup modern.
Dengan semangat kolaborasi, kreativitas, dan keberlanjutan, Transjakarta terus bergerak menjadi pelopor transformasi mobilitas dan ruang publik Jakarta. Tahun 2026, halte-halte baru yang lahir dari gagasan mahasiswa ini akan menjadi simbol perubahan dari halte tempat menunggu, menjadi halte yang menghidupkan kota. (Ali)





























