Visi ASEAN 2040: Pratikno Serukan Fondasi Baru Berbasis SDM dan Ekonomi Hijau

Visi ASEAN 2040: Pratikno Serukan Fondasi Baru Berbasis SDM dan Ekonomi Hijau
Menko Pratikno di forum The Thirty-Fourth Meeting of the ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Council di Selangor, Malaysia, Rabu (8/10/2025) (Foto Dok. Humas Kemenko PMK)

Obsessionnews.com - Suasana ruang pertemuan hotel di Selangor, Malaysia, Rabu (8/10/2025) pagi itu terasa berbeda. Delegasi dari sepuluh negara ASEAN menyimak saksama pidato Menko PMK Pratikno yang mengajak seluruh negara anggota untuk mengarahkan pandangan pada masa depan kawasan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan. Dalam forum The Thirty-Fourth Meeting of the ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Council itu, Pratikno dengan tegas menawarkan visi baru bagi masa depan ASEAN.

"Kita perlu melakukan peningkatan dan pelatihan ulang keterampilan secara masif. Tidak hanya keterampilan digital, tetapi juga kemampuan beradaptasi, kreativitas, dan ketangguhan," tegas Pratikno di hadapan para menteri dan pejabat tinggi ASEAN. Pernyataan ini menjadi penanda arah baru strategi ASEAN dalam merespons perubahan global yang kian dinamis.

Pratikno menegaskan bahwa fondasi pembangunan ke depan harus bertumpu pada tiga pilar utama. Pertama, penguatan SDM melalui program reskilling dan upskilling untuk mempersiapkan tenaga kerja menghadapi disrupsi teknologi. Kedua, pengembangan ekonomi hijau dan biru yang tidak hanya menjadi solusi lingkungan, tetapi juga peluang ekonomi baru. Ketiga, pemanfaatan keberagaman budaya sebagai penggerak inovasi dan kesejahteraan.

"Masa depan harus dibangun di atas energi bersih, pertanian berkelanjutan, dan pemanfaatan laut yang bertanggung jawab, di mana kemajuan tidak datang dengan mengorbankan bumi kita," tambah Pratikno. Ia menekankan bahwa transisi menuju ekonomi hijau dapat menciptakan lapangan kerja baru sekaligus memperkuat ketahanan kawasan.

Dalam forum yang dihadiri para menteri dan delegasi dari seluruh negara anggota ASEAN ini, Pratikno juga mendorong penguatan ekonomi berbasis rakyat. Inisiatif seperti ASEAN Village Network dinilainya dapat menjadi langkah konkret untuk membangun ketahanan dari akar rumput dan mengurangi kesenjangan sosial.

Menko PMK juga menggarisbawahi perlunya sinergi kebijakan antar-sektor untuk menghadapi isu strategis seperti perubahan iklim dan masa depan ketenagakerjaan. "ASEAN harus bekerja sebagai satu kesatuan yang bersinergi. Dari ketahanan iklim hingga masa depan dunia kerja, semuanya saling terhubung," ujarnya.

Di akhir penyampaiannya, Pratikno menyerukan perlunya kemitraan yang setara antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. "Jika kita berinvestasi pada keterampilan, memberdayakan komunitas, dan membangun kemitraan yang setara, maka ASEAN tidak hanya akan hadir di masa depan, tetapi juga akan membentuk masa depan itu sendiri," tutupnya.

Pertemuan ASCC Council ke-34 ini menjadi momentum penting dalam menyelaraskan kebijakan strategis kawasan. Visi yang diusung Pratikno tidak hanya mencerminkan posisi Indonesia sebagai pemimpin gagasan di ASEAN, tetapi juga menjawab kebutuhan nyata akan pembangunan yang inklusif dan berwawasan lingkungan di kawasan.  (Ali)