Perkuat Kemitraan Strategis di Kawasan, Indonesia dan Singapura Siap Gelar Dialog Tahunan Perdagangan dan Fasilitasi UMKM

Perkuat Kemitraan Strategis di Kawasan, Indonesia dan Singapura Siap Gelar Dialog Tahunan Perdagangan dan Fasilitasi UMKM
Produk UMKM Indonesia dalam pameran FHA 2025 di Singapura (Foto Dok. KBRI Singapura)

Obsessionnews.com — Komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama perdagangan bilateral dengan negara-negara mitra kembali diwujudkan dalam pertemuan antara Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Dyah Roro Esti Widya Putri, dengan Menteri Negara Perdagangan dan Industri Singapura, Gan Siow Huang, di Singapura pada Senin (4/8/2025). Pertemuan bilateral tersebut menjadi momentum penting menjelang pelaksanaan Annual Ministry Dialogue (AMD) Indonesia–Singapura yang dirancang sebagai platform strategis untuk memperkuat hubungan dagang kedua negara secara berkelanjutan.

Wamendag Roro menyampaikan bahwa Indonesia sangat berkepentingan agar AMD Indonesia–Singapura pertama yang sempat tertunda pada 2023 segera dapat dilaksanakan pada semester II tahun ini. Forum tersebut diyakini akan menjadi tonggak penting untuk membangun dialog tingkat tinggi yang lebih terstruktur, inklusif, dan berdampak langsung terhadap percepatan fasilitasi perdagangan, pengembangan UMKM, serta perluasan kolaborasi lintas sektor.

“AMD merupakan wadah dialog strategis yang akan mempererat hubungan dagang Indonesia dan Singapura, terutama melalui fasilitasi perdagangan dan kolaborasi konkret antarsektor. Kami berharap, pertemuan AMD dapat dilaksanakan pada semester II tahun 2025 dan menghasilkan kesepakatan nyata yang mampu mendorong pertumbuhan perdagangan bilateral kedua negara,” ujar Wamendag Roro.

Annual Ministry Dialogue (AMD) adalah forum tingkat menteri yang mempertemukan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dengan Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI). Forum ini difokuskan pada isu-isu perdagangan barang dan jasa, integrasi ekonomi, kerja sama UMKM, serta isu lintas sektor seperti perdagangan digital, industri halal, dan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan.

Usulan pelaksanaan AMD sebenarnya telah disampaikan oleh Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, saat bertemu dengan Menteri Gan dalam forum APEC MRT 2025. Menanggapi usulan tersebut, Menteri Gan menyatakan kesiapan dan keterbukaan Singapura untuk mendukung pelaksanaan AMD.

Menurut Wamendag Roro, forum AMD diharapkan tidak hanya menjadi ruang dialog, tetapi juga sarana konkret untuk mendorong business matching, penguatan konektivitas digital, implementasi perjanjian dagang, serta fasilitasi perdagangan berbasis teknologi bagi UMKM.

“Melalui forum ini, kita akan membahas isu-isu perdagangan strategis secara menyeluruh. Termasuk perdagangan elektronik, industri halal, hingga bagaimana mengimplementasikan berbagai perjanjian perdagangan yang telah ditandatangani sebelumnya. Fokus utamanya adalah mendorong kemudahan berusaha dan peningkatan daya saing pelaku usaha dari kedua negara, khususnya UMKM,” lanjutnya.

Pertemuan ini juga dimanfaatkan untuk menindaklanjuti nota kesepahaman (MoU) penting yang ditandatangani saat kunjungan Presiden RI, Prabowo Subianto, ke Singapura beberapa waktu lalu. MoU tersebut mencakup tiga bidang utama, yakni perdagangan listrik lintas batas, penangkapan dan penyimpanan karbon, serta pengembangan zona industri berkelanjutan.

Menteri Gan menyambut baik kerja sama tersebut dan menyampaikan bahwa pelaksanaan MoU tersebut dapat mendukung komitmen Net Zero Emission kedua negara. Namun, ia berharap agar izin ekspor listrik dari Indonesia dapat diberikan dengan jangka waktu lebih panjang, mengingat besarnya investasi yang telah dikucurkan Singapura untuk pengembangan industri energi bersih di Indonesia.

“Investasi yang dilakukan oleh Singapura sangat besar dalam mendukung pembangunan industri ramah lingkungan di Indonesia. Oleh karena itu, keberlanjutan dan kepastian izin ekspor, khususnya dalam hal pasokan listrik lintas batas, menjadi krusial,” ungkap Menteri Gan.

Singapura juga menyampaikan komitmennya untuk menjalin kolaborasi lebih erat di bidang teknologi karbon, termasuk melakukan riset bersama untuk mendukung proyek penangkapan dan penyimpanan karbon di Indonesia.

Isu penguatan sektor UMKM turut menjadi bahasan utama dalam pertemuan bilateral ini. Keduanya sepakat bahwa pemberdayaan UMKM, khususnya milik perempuan, merupakan agenda strategis yang dapat memperkuat ekonomi kedua negara sekaligus menjawab tantangan inklusi ekonomi dan pemberdayaan gender.

Menteri Gan menyampaikan bahwa Singapura telah membentuk SME Center, yakni pusat pemberdayaan UMKM yang memberikan layanan pelatihan digitalisasi, jaringan usaha, dan dukungan akses pasar. Ia mengundang UMKM Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam program tersebut.

Menanggapi hal ini, Wamendag Roro menyatakan bahwa Indonesia menyambut baik kolaborasi dengan Singapura, terutama dalam mendukung program UMKM BISA Ekspor yang selama ini telah berhasil membuka akses pasar global bagi pelaku UMKM, termasuk yang dimiliki oleh perempuan.

“Kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia mencapai 60 persen, dan 64,5 persen di antaranya dimiliki oleh perempuan. Maka, memberdayakan UMKM berarti sekaligus memperkuat peran ekonomi perempuan di Indonesia,” ucap Wamendag Roro.

Ia menambahkan, kerja sama lintas negara dalam pengembangan UMKM tidak hanya penting dari sisi ekonomi, tetapi juga berdampak pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam pengentasan kemiskinan, pengurangan kesenjangan, dan pemberdayaan perempuan.

Sebagai bentuk penguatan kolaborasi, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura juga telah membuka kantor perwakilan di Surabaya, Jawa Timur. Kehadiran MTI di kota terbesar kedua di Indonesia ini dipandang strategis karena Surabaya merupakan pusat pertumbuhan ekonomi regional, sekaligus pintu gerbang perdagangan kawasan Indonesia Timur.

Wamendag Roro mengapresiasi inisiatif tersebut dan mendorong agar kolaborasi lintas sektor dapat diperluas melalui penyelenggaraan forum bisnis, pelatihan ekspor, dan fasilitasi sertifikasi internasional bagi pelaku usaha Indonesia. Hal ini sejalan dengan prioritas pemerintah dalam meningkatkan kapasitas pelaku usaha agar mampu menembus pasar global.

“Kami berharap MTI dan Kemendag RI dapat bersinergi dalam mendesain program-program peningkatan daya saing UMKM, termasuk pelibatan mereka dalam rantai pasok global dan sektor-sektor inovatif seperti industri halal, perdagangan digital, dan energi terbarukan,” ujar Wamendag Roro.

Pertemuan bilateral antara Wakil Menteri Perdagangan RI dan Menteri Negara Perdagangan dan Industri Singapura menjadi bukti nyata bahwa kerja sama strategis antarnegara tidak hanya dibangun pada tataran diplomatik, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk kolaborasi konkret yang menyentuh sektor-sektor prioritas.

Indonesia dan Singapura telah lama menjadi mitra dagang utama di kawasan, dengan nilai perdagangan yang terus tumbuh dari tahun ke tahun. Melalui pelaksanaan Annual Ministry Dialogue (AMD) dan tindak lanjut MoU strategis, kedua negara dapat memperluas kerja sama yang bersifat inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.

Lebih dari sekadar memperbesar nilai perdagangan, kerja sama ini diharapkan menjadi penggerak ekonomi yang memberdayakan, terutama bagi sektor UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Dengan sinergi yang kuat, baik di bidang perdagangan, industri hijau, maupun transformasi digital, Indonesia dan Singapura dapat menunjukkan kepemimpinan bersama dalam menciptakan ekonomi kawasan yang tangguh dan inklusif.  (Ali)