Mayangsari Dian Irwantari, Kelola Organisasi Besar, Memanusiakan Manusia

Mayangsari Dian Irwantari, Kelola Organisasi Besar, Memanusiakan Manusia
Mayangsari Dian Irwantari, Direktur Keuangan, SDM, Umum Transjakarta mengelola perusahaan dengan memanusiakan manusia (karyawan) dalam bekerja. Dia paham benar bahwa support system memiliki peran untuk memastikan perusahaan tetap melaju secara profesional. (Foto: Fikar/OMG)

Obsessionnews.com - Dalam mengatur roda operasional Transjakarta, Mayangsari Dian Irwantari menempatkan manusia sebagai inti keberhasilan sebuah organisasi. Jurus Mayangsari berfokus pada investasi terbesar perusahaan adalah karyawan. Maka, transportasi publik tidak hanya berfokus pada kendaraan yang bergerak di jalan melayani masyarakat, melainkan fokus agar orang-orang di dalamnya dapat bekerja penuh bahagia, semangat, berinovasi, dan amanah untuk melayani.

Sebagai profesional dengan latar belakang keuangan, Mayangsari memahami bahwa keseimbangan antara efisiensi bisnis dan kesejahteraan karyawan adalah kunci dalam membangun sistem transportasi yang andal. “Kami selalu menempatkan sumber daya manusia sebagai prioritas utama,” ujarnya. Menurutnya, layanan yang prima hanya bisa tercipta, jika para pekerja merasa dihargai dan didukung untuk berkembang. Inilah alasan Transjakarta gencar mendorong inovasi dari dalam, dengan lebih dari 4.000 ide yang telah diajukan oleh karyawan untuk meningkatkan efisiensi layanan. Selain itu, Mayangsari memahami bahwa nilai-nilai perusahan sangat penting diterapkan, termasuk di Transjakarta. Seluruh karyawan harus memiliki nilai “BISA” akronim dari Bahagia, Inovatif, Semangat, dan Amanah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Sebagai seorang atasan, Mayangsari sudah pasti fokus pada peningkatan kualitas kerja. Namun dirinya juga menekankan pentingnya keberlanjutan dan inklusivitas. Misalnya, memantapkan fokus perusahaan memperbanyak armada bus listrik sebagai bagian dari komitmen ramah lingkungan. Di sisi lain, upaya peningkatan jumlah pramudi perempuan terus dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih setara. Langkah inovasi lain yang dilakukan adalah menghadirkan “TJ Academy” untuk melatih calon calon pramudi yang berkualitas. “Salah satu cita-cita Transjakarta adalah meningkatkan jumlah pramudi perempuan. Karena data menunjukkan bahwa tingkat kecelakaan yang dialami pramudi perempuan hampir nol atau sangat kecil,” katanya.

“Kami melihat Transjakarta sebagai tempat kerja yang aman bagi perempuan, dengan jam kerja yang relatif stabil dan jalur operasional yang terjaga keamanannya. Selain itu, seluruh armada telah dilengkapi dengan CCTV untuk memastikan lingkungan kerja yang lebih aman. Kami ingin menjadi transportasi publik yang tidak hanya terbaik di Indonesia, tetapi juga diakui secara global,” sambungnya. Mayangsari menerima penghargaan Best Women Empowerment Company 2025 atas perannya dalam mendukung kewirausahaan perempuan di industri transportasi. Selain itu, dia juga meraih dua penghargaan dalam Stellar Workplace Award 2024, yang mengakui keunggulan Transjakarta dalam menciptakan lingkungan kerja yang berorientasi pada komitmen dan kepuasan karyawan.

Mayangsari memiliki kebiasaan yang dilakukan untuk memastikan pekerjaan berjalan lancar. Dia rutin menyusun daftar pekerjaan yang harus dilakukan sebelum memulai aktivitas. “Saya agak perfeksionis soal ini. Sebelum ke kantor, biasanya saya sudah tahu apa yang harus diselesaikan,” katanya.

Kebiasaan mencatat ini secara tak langsung menjadi metode untuk terus belajar dan berkembang, sekaligus memastikan bahwa setiap langkah yang diambil selalu berdasarkan pemikiran yang matang. Sebagai perempuan yang memiliki peran ganda, dia paham betul pentingnya keseimbangan.

“Bagi ibu pekerja, tantangannya bukan hanya soal waktu, tapi perhatian. Kita harus bisa membagi fokus antara karier dan keluarga. Bukan sekadar ada secara f isik, tapi komunikasi harus tetap berjalan dengan anak anak, pasangan, dan keluarga,” katanya.

Mayangsari memiliki pesan khusus untuk perempuan Indonesia. Kalau memilih untuk berkarier, jangan tanggung. “Kalau kita sudah memilih untuk berkarier, kita harus sukses. Jangan hanya sekadar bekerja. Ingat, pengorbanan kita lebih besar karena ada anak dan keluarga yang juga membutuhkan perhatian kita. Jadi, kalau sudah memilih berkarier, jangan setengah-setengah,” tegasnya.

Sekalipun begitu, Mayangsari juga mengingatkan bahwa perempuan harus memikirkan sistem pendukung, juga harus saling mendukung satu sama lain. Tinggal di kota urban seperti Jakarta, perempuan saat ini haruslah mampu mengambil peranan besar, baik dalam urusan karier maupun keluarga. Walaupun tak sempurna, namun harus membawa dampak. Mayangsari berupaya membuktikan ini. “Perempuan sering meragukan dirinya sendiri. Saat diberi kesempatan, kita cenderung berpikir, ‘Saya bisa tidak ya?’ Kita harus belajar lebih percaya diri dan tidak menjatuhkan sesama perempuan,” katanya. (Erwin)