42 Balita di Majene Keracunan setelah Konsumsi PMT, BPOM Temukan Bakteri E-Coli

42 Balita di Majene Keracunan setelah Konsumsi PMT, BPOM Temukan Bakteri E-Coli
Obsessionnews.com - Sebanyak 42 balita di Majene, Sulawesi Barat, dilaporkan mengalami keracunan setelah mengonsumsi pemberian makanan tambahan (PMT) pencegah stunting. Temuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju mengindikasikan adanya bakteri E-Coli dalam sampel PMT yang diberikan kepada balita-balita tersebut. Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati menyoroti peristiwa tersebut dengan menyatakan perlunya investigasi menyeluruh guna mencegah kejadian serupa terulang, baik di Majene maupun wilayah lainnya. Meskipun BPOM menemukan adanya bakteri E-Coli, Kurniasih mengungkapkan bahwa belum dipastikan apakah bakteri tersebut telah ada sebelum PMT dibagikan atau muncul karena makanan telah basi. Baca juga: Kurniasih Sebut PR Besar Plt Kepala BPOM Babat Habis Peredaran Obat, Makanan dan Kosmetik Ilegal "Jadi masih perlu ditarik lagi investigasinya apakah terdapat kandungan bakteri sebelum dibagikan atau karena sudah kadaluarsa lalu dibagikan. Dua-duanya tentu menyisakan catatan. Hasil investigasi ini dijadikan acuan bagi daerah lain agar kejadian yang sama tidak terulang," ungkap Kurniasih dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/5/2024). Menyoroti upaya penurunan prevalensi stunting, Kurniasih menyebut bahwa meskipun tahun 2023 hanya mengalami penurunan 0,1 persen, penanganan stunting tetap menjadi prioritas. Namun, dia menekankan bahwa keamanan pangan dalam program penurunan stunting bagi balita dan ibu hamil tetap menjadi yang terpenting. Baca juga: Kurniasih Mufidayati Dorong Pemerintah Segera Berikan Santunan kepada Korban GGAPA Kurniasih juga menegaskan, makanan untuk PMT harus terbebas dari zat dan bahan berbahaya, serta jika sudah kadaluarsa, sebaiknya tidak dibagikan dan dimusnahkan. "Jangan sampai karena keteledoran ada bantuan untuk PMT menjadi kadaluarsa karena tidak dibagikan sesegera mungkin, sebab sudah menjadi hak anak-anak kita untuk mendapatkan dukungan PMT termasuk dari pemerintah," tegasnya. Peristiwa ini menimbulkan keprihatinan dan menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap kualitas makanan tambahan yang diberikan kepada balita, sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting di Indonesia. (Poy)