Orang AS dengan Tiket United Airlines Seumur Hidup Telah Terbang Lebih dari 23 Juta Mil ke Lebih dari 100 Negara

Orang Amerika Serikat (AS) berusia 69 tahun dari New Jersey membeli tiket seumur hidup dari United Airlines tiga dekade lalu dan telah terbang lebih dari 23 juta mil, dan mengunjungi lebih dari 100 negara sejak saat itu. Stuker telah membayar US $ 290.000 (Rp5,8 miliar) untuk izin tersebut pada tahun 1990, menurut Washington Post, sebuah keputusan yang dia katakan adalah "investasi terbaik dalam hidup saya". Dia telah terbang sekitar 22 juta mil lebih dari 953.000 mil pesawat ruang angkasa Apollo 11 yang mencatat waktu pada tahun 1969 untuk membawa Neil Armstrong ke bulan. Pada tahun 2019 saja jarak tempuh Stuker dari 373 penerbangan mencakup lebih dari enam perjalanan ke bulan. Seandainya dia membayar tunai untuk penerbangan itu, biayanya US $ 2,4 juta. Di atas keuntungan besar yang didapatnya dari penerbangan, Stuker telah mampu "hidup seperti seorang sultan" dari mil frequent flyer yang dia peroleh. Dia melewati angka 20 juta mil pada 2019, menurut sebuah posting Instagram. Menurut Washington Post, dia telah menikmati suite hotel mewah di seluruh dunia, kapal pesiar selama seminggu, dan makanan adiboga dari Perth hingga Paris. Dia juga telah menggunakan mil untuk "mengulangi rumah saudaranya" dan dalam prosesnya pernah menguangkan kartu hadiah Walmart senilai US$50.000 dalam satu hari. Stuker juga memenangkan lelang amal untuk membuat penampilan cameo dalam sebuah episode sitkom hit Seinfeld dengan menawar 451.000 mil udara. United Airlines telah merangkul pemimpin kerugian mereka. Mereka meminta masukannya dalam menyusun menu klub Polaris baru mereka dan menyiapkan Mercedes di landasan bandara jika dia perlu melakukan koneksi cepat. Dalam ribuan penerbangan yang dia jalani, Stuker telah menyaksikan empat orang meninggal, semuanya karena serangan jantung. “Aku juga pernah bertemu beberapa dari mereka. Baru saja meninggal tepat di kursi mereka. Orang terakhir berbisnis dengan saya, Chicago ke Narita (Tokyo). Mereka menutupinya dengan selimut dan memasang kembali sabuk pengamannya,” katanya seperti dilansir The Straits Times, Senin (26/6/2023). (Red)