Kapal Penangkap Ikan China Terbalik, 39 Orang Hilang

Kapal Penangkap Ikan China Terbalik, 39 Orang Hilang
Beberapa kapal dan pesawat pada Rabu mencari 39 orang yang dilaporkan hilang setelah sebuah kapal nelayan China terbalik di tengah Samudera Hindia, dilansir AP, Rabu (17/5/2023). CCTV penyiar negara China mengatakan kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 03:00 Selasa. Laporan itu mengatakan awak kapal termasuk 17 dari China, 17 dari Indonesia dan lima dari Filipina. Pemimpin China Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Qiang telah memerintahkan diplomat China di luar negeri, serta kementerian pertanian dan transportasi, untuk membantu pencarian korban selamat. "Upaya habis-habisan" harus dilakukan dalam operasi penyelamatan, kata Xi seperti dikutip oleh Kantor Berita resmi Xinhua. Li memerintahkan langkah-langkah yang tidak ditentukan untuk "mengurangi korban dan memperkuat manajemen keselamatan kapal penangkap ikan di laut untuk memastikan transportasi dan produksi maritim yang aman," kata Xinhua. Tidak ada kata yang diberikan tentang penyebab terbalik. Australia, Indonesia dan Filipina juga telah menyatakan kesediaan mereka untuk bergabung dalam pencarian tersebut. Badan SAR Nasional Indonesia mengatakan kapal terbalik terjadi sekitar 4.600 kilometer (2.900 mil) barat laut Australia. Jazirah Arab hingga Afrika timur dan Australia barat. Tidak ada korban selamat atau rakit penyelamat yang terlihat. Pusat Komando Penjaga Pantai Filipina mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya sedang memantau situasi dan berkoordinasi dengan Kedutaan Besar China di Manila, serta tim pencarian dan penyelamatan yang beroperasi di dekat lokasi terakhir kapal yang diketahui. Otoritas Keselamatan Maritim Australia mengatakan sedang mengoordinasikan pencarian di lokasi terpencil di Samudra Hindia, sekitar 5.000 kilometer (3.100 mil) barat laut kota pesisir Perth. Dikatakan badan itu menerima sinyal suar marabahaya dari kapal penangkap ikan sekitar pukul 5:30 Selasa, waktu Australia, dan kondisi cuaca di daerah itu Selasa "ekstrim", tetapi telah membaik pada Rabu. Di sepanjang Teluk Benggala di ujung utara Samudra Hindia, Myanmar dan Bangladesh sedang mengalami pemulihan dari topan kuat yang menghantam garis pantai mereka, menyebabkan kehancuran yang meluas dan sedikitnya 21 kematian, dengan ratusan lainnya diyakini hilang. Pedagang dan kapal penangkap ikan di daerah itu juga mencari korban selamat Rabu. Sebuah pesawat penyelamat Challenger yang berbasis di Perth akan menjatuhkan pelampung untuk membantu pemodelan drift untuk lebih membantu dalam pencarian, kata badan tersebut. Pencarian mencakup area hampir di tengah Samudra Hindia. Lambung yang terbalik terlihat dan pemancar mendeteksi lebih dari 1.000 kilometer (620 mil) selatan Sri Lanka, dengan pelabuhan terdekat yang tampaknya adalah rantai pulau Maladewa, sekitar 500 kilometer (310 mil) di utara area pencarian. Lu Peng Yuan Yu 028 berbasis di provinsi pantai timur Shandong, dioperasikan oleh Penglai Jinglu Fishery Co. Ltd., menurut laporan tersebut. Kapal Tiongkok lainnya, Lu Peng Yuan Yu 018, beroperasi di dekat lambung kapal yang terbalik dan telah diminta untuk melakukan pencarian jaringan bagi para penyintas, menurut badan Indonesia tersebut. (AP/Red)