David Jacobs Meninggal Dunia, Indonesia Berduka Kehilangan Petenis Meja Terbaiknya

David Jacobs Meninggal Dunia, Indonesia Berduka Kehilangan Petenis Meja Terbaiknya
Obsessionnews.com - Indonesia berduka cita. Indonesia kehilangan salah seorang petenis meja terbaiknya, yakni David Jacobs. Ia meninggal dunia di Jakarta pada Jumat (28/4/2023).   Baca juga:David Jacobs Raih Medali Perunggu di Paralimpiade Tokyo 2020Viral! David Jacobs Pakai Jersey BC VIII Ping TV     Pernis meja disabilitas yang meraih segudang prestasi cemerlang tersebut ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di pinggir rel kereta jalur Gambir-Stasiun Juanda, Jakarta, Kamis (27/4/2023) malam sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.   https://youtu.be/PnO9M2OUigA Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (DaopI Jakarta Eva Choirunnisa menjelaskan, David ditemukan tergeletak di pinggir jalur kereta antara Stasiun Gambir dan Juanda pada Kamis (27/4) malam sekitar pukul 21.22 WIB. Saat ditemukan, David dalam kondisi tak sadarkan diri. "Identitas korban bernama Dian David Mickael Jacobs, pada saat ditemukan korban masih dalam kondisi tidak sadarkan diri," kata Eva dalam keterangannya, Jumat. Eva menuturkan, petugas mengevakuasi David dan membawanya ke Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat, dengan ambulans stasiun. Menurut informasi yang diterima KAI, David meninggal dunia di rumah sakit pada Jumat pukul 03.30 WIB. Eva tak menjelaskan penyebab kematian David dan tak menjelaskan juga mengapa David bisa berada di jalur rel KA antara Gambir-Juanda. "Menurut pihak RS pasien tersebut meninggal dunia dini hari pagi sekitar pukul 03.30 WIB," ucapnya. Setelah kematian David diumumkan, polisi pun terjun ke tempat kejadian perkara (TKP). Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin menyebut penyidik mendalami kematian David Jacobs. Halaman selanjutnyaSabet Medali Perunggu di Paralimpiade Tokyo 2020 Sebelum berlaga di turnamen khusus untuk penyandang disabilitas, David bermain untuk turnamen umum. Berbagai prestasi mentereng diraihnya di kejuaraan khusus atlet disabilitas. Obsesinya menyabet medali emas di Paralimpiade Tokyo 2020 belum terwujud. Namun, dia sukses mempersembahkan medali perunggu. Dalam pertandingan semifinal di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang, Sabtu (28/8/2021), David dikalahkan pemain Prancis, Mateo Boheas (2-3) 9-11, 8-11, 11-3, 11-5 dan 8-11. David meraih perunggu bersama dengan Filip Radovic (Montenegro) yang dikalahkan Patryk Chojnowski. Medali perunggu di Paralimpiade 2020 merupakan perunggu keduanya di ajang pesta olah raga antar kaum disabilitas itu. Sebelumnya David meraih medali serupa pada Paralimpiade London 2012. Sebelumnya David mengukir prestasi di ajang International Table Tennis Federation (ITTF) 2019 Dutch Para Table Tennis Open di Stadskanaal, Belanda. Minggu (3/11/2019)  David yang berpasangan dengan Kusnanto menyabet medali emas di nomor beregu TM10. Sehari sebelumnya, Sabtu (2/11), David yang menduduki peringkat kedua dunia berhadapan dengan peringkat pertama dunia dari Polandia,  Patryk Chojnowski, di partai final SM10. Laga tersebut dimenangkan oleh Patryk dengan skor 3-1.  Patryk mendapat medali emas, sedangkan  David memperoleh medali perak. David juga memetik prestasi manis di turnamen tenis meja Para Finland Open 2019 pada Oktober lalu. Ia menjadi juara setelah menaklukkan Filip Radovic asal Montenegro dengan skor 3-0. Prestasi hebat lainnya adalah David meraih medali emas Asian Para Games 2018 di nomor tunggal putra TT-10 yang digelar di Ecovention Ancol, Jakarta, Selasa (9/10/2018). Halaman selanjutnyaSering Ditertawakan Penonton Nama lengkapnya Dian David Michael Jacobs. Dia dilahirkan di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, 21 Juni 1977. Sekilas kondisi fisiknya sama seperti anak pada umumnya. Namun, nyatanya tangan kanan David mengalami gangguan fungsional. Oleh sebab itu tangan kanannya selama ini hanyalah pasif. Hal itu membuat dirinya lebih banyak beraktivitas dengan tangan kiri, termasuk melakoni hal yang membesarkan namanya, yaitu tenis meja alias pingpong. Sebagai seorang pemain tenis meja kidal David hanya menggunakan tangan kanannya untuk melempar bola. Bertanding dengan keterbatasan di tangan kanan membuat dia sering ditertawakan penonton yang menyaksikan pertandingan. “Mungkin saat saya bertanding di mana gitu, di dalam atau di luar ada orang yang ngetawain. Itu kan kadang buat justru itu awalnya minder,” cerita David beberapa waktu lalu. Tak hanya ditertawakan, David mengaku juga turut dipandang aneh. Beberapa orang juga sempat meragukan kemampuannya.

Tetapi, dia tak ingin terus-menerus minder. Dia berpikiran, jika terus minder justru permainan yang dia inginkan tidak akan keluar.

“Kalau kita terus memikirkan minder itu enggak keluar permainan kita. Justru kita harus nunjukin dia ngeremehin saya, bikin lebih bagus,” katanya.

Buktinya David mampu membungkam mereka yang telah merendahkannya dengan raihan prestasi bagus.

Berlatih Sejak Umur 10 Tahun

David berlatih tenis meja sejak umur 10 tahun. Pada tahun 2000 Ia berlatih untuk pertandingan internasional. Dia berpartisipasi pada SEA Games pertamanya pada tahun 2001. Pada tahun 2001 itu David bersama dengan Yon Mardiono, memenangkan satu-satunya medali emas Indonesia pada pertandingan tenis meja SEATTA di Singapura. Mereka mengalahkan atlet Thailand Phucong Sanguansin and Phakphoom Sanguansin.

David terus bermain dalam SEA Games, bertanding dengan Vietnam (2003), Filipina (2005), dan Thailand (2007). Ia memenangkan kompetisi tenis meja di Pekan Olahraga Nasional tahun 2004. Setelah kemenangan tersebut David menerima posisi penghargaan di Departemen Pemuda dan Olah Raga dan menjadi karyawan tetap pada tahun 2008. Pada tahun 2008 David menjadi pelatih untuk tim Tenis Meja Indonesia dan pada tahun 2009 dia bertanding dalam SEA Games di Kuala Lumpur.

Halaman selanjutnya

Pindah ke Kategori Disabilitas

Pada akhir 2009 David pindah ke kategori disabilitas, dan menjadi anggota Komite Paralimpiade Nasional pada tahun 2010. Ia bertanding di kelas 10, yang merupakan level fungsional tertinggi pada sistem tersebut.

Pada Asian Para Games tahun 2010 di Guangzhou, China, David memenangkan medali perunggu. Sebelum kompetisi ia hanya memiliki satu bulan untuk berlatih.]Ia berkompetisi pada beberapa turnamen internasional, memenangkan medali emas di Thailand, perak di Beijing, perunggu di Ceko, perak di Inggris, dan emas di Taiwan.

Pada ASEAN ParaGames tahun 2011 di Surakarta,  David memenangkan tujuh medali emas: singles pria (terbuka), doubles pria (terbuka), double campuran (terbuka), double pria, double campuran, team, dan single.

Halaman selanjutnya

Bermain dengan Presiden SBY

Pada Januari 2012 David bermain dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono  (SBY) dalam tiga set. Set pertama dimenangkan oleh SBY. Namun, set kedua dan ketiga dimenangkan oleh David. Setelah bermain dengan David, SBY memberikan pidato mengenai butuhnya dukungan terhadap atlet peyandang cacat.

Pada Maret 2012  David memenangkan dua medali emas pada Protour Paratable Tennis Liknano Open di Italia. Ia mengalahkan Ivan Karavec dari Ceko pada pertandingan single pria. Pada pertandingan tim pria, ia dipasangkan dengan Komet Akbar dan memenangkan tim dari Belanda dan Ceko.

Pada Juni 2012  David memenangkan Turnamen Tenis Meja Slowakia, meletakkan posisinya pada tiga terbaik di dunia.

David adalah salah satu atlet Indonesia yang merepresentasikan Indonesia pada Paralimpiade Musim Panas 2012 di London, dengan Ni Nengah Widiasih (angkat besi), Agus Ngaimin (perenang), dan Setyo Budi Hartanto (atletik). David memenangkan medali perunggu pada pertandingan tenis meja individual klasifikasi C10. Kemenangan ini adalah kemenangan pertama Indonesia setelah hampir 20 tahun.

Halaman selanjutnya

Jangan Menyerah dengan Keadaan

Meski berprestasi hebat David Jacobs tetap rendah hati. Ia menjadi panutan bagi atlet-atlet disabilitas. Dia sering menyuntikkan semangat kepada atlet-atlet disabilitas.

“Pastinya jangan menyerah dengan keadaan, tetap semangat tetap berjuang tetap berdoa. Kita semua walaupun punya keterbatasan fisik saya yakin pasti Tuhan memberikan kelebihan. Jadi jangan dengan cacat terus kita mengasihani diri kita sendiri dan tidak melakukan apa-apa, kita harus tetap berjuang,” tutur David.

Selain kepada para atlet, David juga berpesan kepada orang tua yang memiliki keluarga seorang penyandang disabilitas. Jangan sampai karena keterbatasan, mereka direndahkan dan hanya dibiarkan berdiam di rumah.

“Mereka dikasih motivasi terus untuk terus berjuang untuk menggapai prestasi,” tandasnya.

Selamat jalan, David Jacobs. (red/arh)