Transisi Energi Harus Terus Berjalan, meskipun Banyak Tantangan

Obsessionnews.com - Asosiasi Pengelolaan Risiko Terintegrasi Energi Kelistrikan atau yang dikenal dengan Asosiasi Proteksi Energi menyelenggarakan kegiatan Business and Risk Perspective on Energy Transformation Talk 2023 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (1/3/2023). Temanya “Opportunities and Risks Pada Transformasi Usaha Ketenagalistrikan Menghadapi Perubahan Kesadaran Menuju Industri yang Ramah Lingkungan”. Baca juga: Di London Anies Baswedan dan BloombergNEF Diskusi soal EnergiHadapi Dua Tantangan Energi, Indonesia Butuh Solusi Multi Dimensi
Skenario transisi energi menuju net zero emission tahun 2060 yang akan bertumpu pada pembangkitan listrik energi terbarukan akan membawa perubahan besar dalam ketenagalistrikan, dan listrik akan menjadi pusat transisi tersebut. Komitmen Indonesia menargetkan untuk mencapai net zero emission pada 2060 dengan catatan adanya dukungan dari internasional untuk pendanaan, teknologi dan tidak mengganggu availability serta affordability. Transisi energi yang berkelanjutan tak terelakkan saat ini. Hampir semua negara sudah memulai transisi energi hijau dengan secara bertahap mengurangi energi fosil, sehingga untuk menghadirkan energi bersih dalam rangka terciptanya kemandirian energi nasional dibutuhkan sumber energi lokal terutama energi yang terbarukan. Transisi energi harus terus berjalan meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi di masa mendatang. Dikutip dari siaran pers yang diterima obsessionnews.com, Kamis (2/3), dalam pidato sambutannya, Ketua Asosiasi Proteksi Energi Bima Putrajaya menyatakan, bahwa perkembangan transisi energi ini diiringi dengan transformasi digital di ketenagalistrikan. Dalam memasuki era grid edge diperlukan adaptasi skema bisnis kelistrikan harus sesuai dengan perkembangan teknologi baik dari segi tantangan maupun peluang yang akan dihadapi. Pertumbuhan konsumsi listrik mengalami pertumbuhan. Sementara itu Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT PLN (Persero) Hartanto Wibowo sebagai keynote speaker pada acara ini menjelaskan, mengangkat tema “Opportunities and Risks Pada Transformasi Usaha Ketenagalistrikan Menghadapi Perubahan Kesadaran Menuju Industri yang Ramah Lingkungan” memiliki relevansi dengan isu global dan kebijakan pemerintah saat ini untuk mewujudkan energi hijau yang berkelanjutan. Business and Risk Perspective on Energy Transformation Talk 2023 menjadi forum diskusi yang sangat penting karena akan membahas dan saling berbagi pengalaman dalam hal - hal yang berkaitan dengan kerangka kebijakan yang attractive terhadap isu global, serta komitmen pada transformasi usaha ketenagalistrikan. Sebagai penutup Bima Putrajaya mengatakan bentuk komitmen ini harus dijalankan dengan melibatkan berbagai pihak baik dari segi pemerintah maupun di luar pemerintah harus bersama-sama berkomitmen mengambil langkah-langkah strategis, terukur, dan berkelanjutan untuk mencapainya. (red/arh)
