Kerusuhan di Sri Lanka Bakar 50 Rumah Pejabat dan Hotel Milik Putra Perdana Menteri

Kerusuhan di Sri Lanka Bakar 50 Rumah Pejabat dan Hotel Milik Putra Perdana Menteri
Aksi demo massa setelah krisis ekonomi yang semakin memburut di Sri Lanka dengan utang China yang membengkak berujung kerusuhan dengan membakar lebih 50 rumah pejabat dan hotel milik putra pemimpin terguling. Pihak berwenang Sri Lanka memperpanjang jam malam hingga Kamis (12/5/2022), setelah semakin banyak rumah pejabat yang dibakar massa, termasuk hotel mewah milik putra mantan perdana menteri. https://twitter.com/i/status/1523703349811421185   Dengan perpanjangan jam malam maka toko-toko, tempat usaha dan perkantoran ditutup selama tiga hari berturut-turut. Larangan pergi keluar rumah diperpanjang sesudah pembakaran rumah-rumah pejabat oleh massa penentang pemerintah belum dapat diatasi meskipun aparat keamanan telah diperintahkan menembak para perusuh di tempat pada Selasa (10/5). Para demonstran menyerukan mundurnya Presiden Gotabaya Rajapaksa karena terjadinya krisis ekonomi terparah negara itu. Abangnya, Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa, mundur pada Senin (10/05) di tengah bentrokan tentara dan para pengunjuk rasa. Namun mundurnya Mahinda Rajapaksa gagal meredam protes. Oleh karena itu, pemerintah menginstruksikan tentara untuk melepaskan tembakan bagi siapapun yang menjarah atau "membahayakan nyawa orang." Pemerintah mengerahkan puluhan ribu tentara, personel angkatan laut dan udara untuk berpatroli di jalan-jalan ibu kota Colombo. Lebih dari 50 rumah milik para pejabat telah dibakar, termasuk rumah keluarga Rajapaksa, beberapa menteri, dan anggota parlemen. Dalam kerusuhan pada Selasa malam, massa juga membakar hotel mewah milik putra mantan Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa. Sebelumnya para perusuh membakar kediaman yang dijadikan museum oleh keluarga Rajapaksa di Desa Hambantota, bagian selatan Sri Lanka. Hingga kini delapan orang meninggal dunia dan lebih dari 200 orang diyakini terluka dalam bentrokan. Tayangan yang dibagikan di media sosial memperlihatkan sejumlah rumah dilalap api dan disambut gegap gempita. Sebelum perpanjangan jam malam, pejabat KBRI di ibu kota Colombo, Heru Prayitno mengatakan jalan-jalan sepi. "Situasi jalan-jalan pada malam ini mulai tenang, tak banyak masyarakat yang lalu lalang. Masyarakat membatasi keluar rumah kecuali untuk keperluan mendesak, karena adanya jam malam sejak Senin sampai Rabu pagi (11/05)," kata Heru. (Red) Sumber: BBC News