Awas! Bahaya Kopi Campur Paracetamol

Awas! Bahaya Kopi Campur Paracetamol
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan terdapat sejumlah produk kopi yang mengandung bahan kimia obat, salah satunya yaitu paracetamol. Produk kopi yang dimaksud antara lain, Kopi Bapak, Kopi Cleng, Kopi Jantan, Jakarta Bandung, Spider, dan Urat Madu. Sederet merek kopi saset tersebut mencatut label palsu BPOM dan diedarkan secara luas di Bogor dan Bandung. Padahal, kopi campur paracetamol sangatlah berbahaya. Hal ini karena adanya interaksi antara kandungan kopi yaitu kafein dengan paracetamol. Interaksi obat tersebut dapat mencetuskan masalah kesehatan serius. Dilansir klikdokter, berikut alasannya menurut medis. Bahaya Kopi Campur Paracetamol Kafein merupakan zat alami yang terkandung di dalam kopi. Ketika mengonsumsi kopi, tubuh akan menyerap zat tersebut ke dalam aliran darah. Kafein lantas dibawa ke organ hati, kemudian dipecah menjadi senyawa yang dapat memengaruhi fungsi sel, jaringan dan organ. Sel-sel otak merupakan salah satu yang merasakan efek stimulan kafein. Kafein menstimulasi sel otak menjadi lebih aktif sehingga meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan. Kendati demikian, kopi tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Pasalnya, kebanyakan minum kopi dapat menyebabkan overdosis kafein yang mencetuskan kenaikan suhu tubuh hingga peningkatan detak jantung. Sementara itu, paracetamol alias acetaminophen merupakan obat pereda nyeri dan demam. Obat ini diduga bekerja dengan menghambat pembentukan senyawa prostaglandin, sehingga sanggup meredakan nyeri. Paracetamol juga memengaruhi pusat pengaturan suhu di otak, karena itu dapat menurunkan suhu tubuh ketika seseorang mengalami demam. Sayangnya, penggunaan paracetamol dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, stroke, kerusakan ginjal dan hati. Lantas, bagaimana jika seseorang mengonsumsi kopi yang mengandung paracetamol? Menurut peneliti dari University of Washington, di Amerika Serikat, kopi pada dasarnya tidak boleh dicampurkan dengan paracetamol. Pasalnya, interaksi kafein dengan paracetamol dapat menimbulkan kerusakan organ hati alias liver. Seperti telah disampaikan, efek samping penyalahgunaan paracetamol dapat menyebabkan kerusakan hati. Berdasarkan studi yang dimuat Scientific Reports, obat pereda nyeri dan demam tersebut dapat merusak sel dan jaringan liver. Kerusakan itu disebabkan oleh enzim beracun yang dihasilkan ketika paracetamol dipecah oleh hati. Penelitian membuktikan bahwa kafein dapat meningkatkan toksisitas enzim beracun hingga tiga kali lipat. Menurut riset yang dirilis jurnal Chemical Research in Toxicology, kafein bisa memperburuk kerusakan hati pada tikus yang mengalami gangguan liver. Karenanya, mengonsumsi kopi yang mengandung paracetamol sangat berbahaya. Selain minum kopi dengan kandungan paracetamol, efek samping interaksi kafein dan paracetamol dapat dialami individu dengan kondisi berikut: - Pengguna paracetamol yang mengonsumsi sekitar 20-30 cangkir kopi kental dalam sehari. - Pengguna paracetamol yang punya kebiasaan konsumsi alkohol berlebih. Pasalnya, alkohol juga mengandung kafein. Selain itu, beberapa obat pereda nyeri berbasis paracetamol juga mengandung kafein, sehingga kian melipatgandakan efek samping interaksi obat. Efek samping tersebut juga berisiko tinggi dialami pengguna paracetamol yang menjalani terapi pengobatan menggunakan obat antidepresan herbal, obat herbal St John's wort, ataupun obat antiepilepsi. Seperti halnya kafein, sederet obat-obatan tersebut dapat meningkatkan toksisitas enzim beracun yang dihasilkan paracetamol. Tidak hanya memicu kerusakan hati, konsumsi kopi dengan kandungan paracetamol menurut dr. Devia Irine Putri, dapat pula mencetuskan kerusakan ginjal. Hal ini terjadi karena paracetamol diekskresikan (dikeluarkan) lewat ginjal, usai dimetabolisme oleh hati. “Apabila dosis paracetamol berlebihan dan tidak sesuai, maka bisa menyebabkan kerja organ hati maupun ginjal menjadi lebih berat. Lama-kelamaan akan mengalami kerusakan,” paparnya. (Klikdokter/Red)